https://www.elaeis.co

Berita / Sumatera /

Sadis! TBS Petani Cuma Dihargai 300/Kg

Sadis! TBS Petani Cuma Dihargai 300/Kg

Tandan buah segar kelapa sawit milik petani di Desa Sanglap, Kecamatan Batang Cenaku, hendak dibawa pengepul ke pabrik. Foto: Hamdan/elaeis.co


Rengat, elaeis.co - Pekebun kelapa sawit yang berada sangat jauh dari lokasi pabrik kelapa sawit (PKS) menjerit.

Pasalnya hasil panen kebun kelapa sawit mereka cuma dihargai Rp 300/kg oleh tengkulak. Padahal sepekan sebelumnya masih laku Rp 800/kg. 

Penurunan harga cukup drastis itu dialami oleh petani yang tinggal di perbatasan kawasan Taman Nasional Bukit Tigapuluh (TNBT), tepatnya di Desa Sanglap, Kecamatan Batang Cenaku, Kabupaten Indragiri Hulu, Provinsi Riau.

Suwantri, selaku Ketua Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Sanglap menuturkan, kondisi harga TBS kelapa sawit saat ini menyebabkan ekonomi masyarakat terpuruk. Di mana-mana yang terdengar hanya keluhan dan penyesalan. 

"Sawit sekarang sudah tidak menjanjikan bagi peningkatan ekonomi masyarakat. Bahkan petani tidak melakukan pemanenan sawit lagi sebelum harga TBS kembali normal," ujarnya kepada elaeis.co saat dikonfirmasi, Senin (4/7). 

Menurutnya, hasil penjualan sawit tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan dapur karena habis untuk upah pekerja panen dan biaya transportasi mengantar buah ke pabrik. "Biaya perawatan kebun tak mengalami penurunan," sebutnya.

"Kalau kebun sawit seluas 2 hektare sekali panen menghasilkan 2 ton TBS, maka duitnya cuma Rp 600 ribu. Dipotong biaya transportasi Rp 200 ribu, jadi bersih yang diterima petani Rp 400 ribu. Inilah faktor petani malas memanen sawitnya," tambahnya. 

Dia berharap pemerintah cepat tanggap merespon kelurahan petani soal harga kelapa sawit yang menyumbang devisa negara terbesar sepanjang 2020, yakni mencapai USD 25,60 miliar atau sekitar Rp358 triliun. Dengan besar devisa itu, industri sawit juga telah membuat neraca perdagangan Indonesia mengalami surplus USD 21,70 miliar pada 2020.

 

BACA BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Komentar Via Facebook :