Berita / Sumatera /
Ribuan Petani Sawit Aceh Bakal Kantongi Sertifikat Ganda, ISPO dan RSPO
Petani di tengah kebun sawit di Aceh Tamiang. foto: ist.
Banda Aceh, elaeis.co - 1.829 pekebun sawit di Kabupaten Aceh Tamiang, Provinsi Aceh, bakal mengantongi dua sertifikasi kelapa sawit berkelanjutan sekaligus pada pada 2023 ini. Yakni Indonesia Sustainable Palm Oil (ISPO) dan Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO).
Pusat Unggulan Perkebunan Lestari (PUPL) baru saja menyelesaikan tahapan audit eksternal stage 1-2 untuk sertifikasi ISPO dan audit milestone 2 untuk sertifikasi RSPO terhadap para petani itu. Sertifikasi ini dilaksanakan oleh dua lembaga yaitu, British Standards Institution (BSI) dan PT Mutu Agung Lestari, Tbk.
“Dua lisensi nasional dan internasional tersebut didapatkan melalui proses panjang dan persyaratan yang ketat,” kata Sekretaris PUPL Aceh Tamiang, Izuddin Idris dalam keterangan pers, Kamis (17/8).
PUPL yang terbentuk sejak 2019 terdiri dari unsur aktivis, pemerintahan, dan tenaga profesional. Lembaga yang berperan besar menggiring petani sawit memperoleh sertifikat ISPO-RSPO ini terus menargetkan agar petani swadaya juga bisa menentukan harga TBS di pasar industri kelapa sawit.
Menurut Idris, luas lahan kebun sawit yang telah diaudit eksternal ISPO-RSPO mencapai 2.599,29 hektare yang terbagi dalam 2.554 persil. "Ini merupakan sertifikasi ISPO-RSPO tahap kedua terhadap 1.829 petani yang tergabung dalam empat koperasi," bebernya.
Sebelumnya PUPL juga mendampingi ratusan anggota kelompok petani hingga berhasil menerima sertifikat yang sama. "Pada 2022 PUPL berhasil meloloskan kelompok petani kelapa sawit swadaya Pesatri, berdomisili di Kecamatan Tenggulun, mendapatkan sertifikat ISPO-RSPO dengan luasan lahan 600 hektare dan jumlah petani 372 orang. Artinya Pesatri menjadi kelompok petani swadaya pertama di Provinsi Aceh yang mendapatkan sertifikasi ganda ISPO-RSPO,” ungkapnya.
“Kabupaten Aceh Tamiang menorehkan sejarah menjadi satu-satunya kabupaten di Provinsi Aceh yang berhasil mengantarkan petani kelapa sawit mendapatkan sertifikasi ISPO dan RSPO sekaligus,” ucapnya.
Pihaknya menyatakan prestasi ini dicapai melalui sebuah program pendampingan yang diprakarsai oleh multi stakeholder forum. PUPL sendiri telah memulai kegiatan pendampingan petani kelapa sawit swadaya di Aceh Tamiang sejak 2020.
Saat ini petani binaan PUPL tergabung dalam empat koperasi, yakni Koperasi Palm Lestari Tamiang dengan anggota 350 orang petani yang memiliki 455 persil dan luas lahan 520 hektare. Lalu Koperasi Bumi Sawit Tamiang yang memiliki anggota 527 orang petani, 773 persil dengan luas lahan 870,65 hektare.
Kemudian Koperasi Sawit Muda Sedia beranggotakan 543 petani, 761 persil dan luas lahan 718,27 hektare. Terakhir Koperasi Tamiang Sawita Lestari yang memiliki anggota 409 orang petani, 465 persil dengan luasan lahan 490,37 hektare.
Jika jumlah anggota kelompok tani Pesatri ditambahkan dengan empat koperasi binaan tadi, maka PUPL optimis di akhir 2023 Aceh Tamiang akan memiliki 2.201 petani bersertifikasi ISPO dan RSPO dengan luas areal tersertifikasi sekitar 3.000 hektar.







Komentar Via Facebook :