https://www.elaeis.co

Berita / Sumatera /

Redam Potensi Konflik, Perkebunan Sawit Diminta Rekrut Naker Lokal

Redam Potensi Konflik, Perkebunan Sawit Diminta Rekrut Naker Lokal

Kepala Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi Provinsi Bengkulu, Edwar Happy. foto: Ist.


Bengkulu, elaeis.co - Pemerintah Provinsi Bengkulu meminta kepada perusahaan perkebunan kelapa sawit di daerah itu untuk mempekerjakan masyarakat lokal. Sebab berdasarkan laporan yang diterima, masih banyak perusahaan perkebunan kelapa sawit di Bengkulu yang mempekerjakan masyarakat dari luar Bengkulu.

Kepala Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi Provinsi Bengkulu, Edwar Happy mengatakan, perusahaan perkebunan kelapa sawit tidak hanya berkewajiban untuk menyediakan kebun plasma sebesar 20 persen untuk kepentingan masyarakat namun juga wajib mempekerjakan masyarakat lokal. Dia kecewa karena masih banyak perusahaan perkebunan kelapa sawit di Provinsi Bengkulu yang mendatangkan tenaga kerja (naker) dari Pulau Jawa.

"Kita menemukan banyak pekerja perkebunan kelapa sawit di Bengkulu didatangkan dari luar daerah, padahal tenaga kerja banyak tersedia di Bengkulu," kata Edwar, kemarin.

Tidak hanya dari pulau Jawa, beberapa perusahaan perkebunan kelapa sawit juga mendatangkan pekerja dari wilayah Sumatera Utara. Hal itu tentu saja berpotensi menimbulkan kecemburuan sosial. Akibatnya, masyarakat sekitar akan menjadi tidak bersahabat dengan perusahaan perkebunan tersebut.

"Kita sangat berharap perusahaan perkebunan kelapa sawit di Bengkulu tidak mempekerjakan orang dari luar daerah saja, kalau bisa dari Bengkulu, agar tidak menimbulkan kecemburuan sosial," ujarnya.

Ia mengaku, konflik yang kerap terjadi di perusahaan perkebunan salah satunya diakibatkan kurangnya kontribusi perusahaan terhadap masyarakat sekitar. Akibatnya, masyarakat akan lebih banyak menuntut perusahaan. Namun, jika masyarakat sekitar dipekerjakan di perusahaan kelapa sawit maka mereka tidak akan menuntut banyak ke perusahaan perkebunan tersebut.

"Banyak mempekerjakan naker lokal itu bisa menurunkan tensi konflik, makanya perusahaan wajib mempekerjakan tenaga kerja di sekitar area kebun," harapnya.

Ia mengatakan, jika pekerja lokal di sekitar area perkebunan tidak memiliki skil yang mumpuni, bisa saja ditempatkan di lapangan seperti memetik buah kelapa sawit.

"Masyarakat biasanya tidak menuntut lebih, jadi pemetik TBS kelapa sawit saja sudah senang. Asalkan gaji dan jaminan kesehatan serta perlindungan sosial mereka dipenuhi oleh perusahaan," tutupnya.
 

BACA BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Komentar Via Facebook :