Berita / Sumatera /
Pupuk Masih Mahal, Petani Sawit Khawatirkan Keberlanjutan Usaha
Petani sawit mengumpulkan karung usai memupuk tanaman. foto: ist.
Bengkulu, elaeis.co - Petani sawit di Kabupaten Bengkulu Utara, Budi Santoso, kecewa harga pupuk tak kunjung turun. Akibatnya pengeluaran untuk pembelian pupuk dan pendapatan tidak seimbang.
Budi mengungkapkan bahwa ia telah menghabiskan puluhan karung pupuk NPK mutiara untuk kebun sawitnya. Namun harga jual Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit di tingkat petani hanya mencapai Rp 1.340 per kilogram.
Awalnya Budi mengira penggunaan pupuk di kebun sawitnya akan memberikan hasil yang lebih baik dan menguntungkan. Namun ternyata ia harus kecewa karena meskipun telah mengeluarkan banyak biaya untuk pupuk, pendapatan yang diperolehnya masih sangat minim.
"Satu karung pupuk NPK mutiara itu sekitar Rp 850 ribu, setiap enam bulan saya berikan 10 sampai 15 karung. Artinya pengeluaran untuk beli pupuk saja sudah lebih dari Rp 8 jutaan. Sementara pendapatan sangat tipis, per bulan hanya Rp 3 juta sampai Rp 4 juta," kata Budi.
Dia mengaku murahnya harga sawit menyebabkan perekonomian keluarganya tertekan. "Rata-rata petani di Bengkulu Utara merasakan hal yang sama. Khawatir juga jadinya akan keberlanjutan usaha sawit ini," tukasnya.
Sementara itu, Ketua DPW Asosiasi Petani Sawit Indonesia (apkasindo) Provinsi Bengkulu, Jakfar, prihatin karena petani sawit terus dihadapkan pada situasi yang sulit.
"Pendapatan yang tidak sebanding dengan pengeluaran untuk pupuk sangat membebani petani sawit. Kondisi ini harus segera ditangani untuk menjaga keberlanjutan sawit rakyat di Bengkulu Utara," sebutnya.
Bupati Bengkulu Utara, Ir Mian mengaku terus mendorong peningkatan harga TBS kelapa sawit untuk membantu petani.
"Kami berusaha keras untuk mencari solusi dan bekerja sama dengan perusahaan serta pihak terkait lainnya agar petani sawit di Kabupaten Bengkulu Utara dapat memperoleh pendapatan yang lebih baik," katanya.
Ia meminta perusahaan perkebunan kelapa sawit di Bengkulu Utara ikut menjaga keberlanjutan petani sawit. Salah satunya memastikan mereka mendapatkan harga TBS yang adil dan layak.
"Kalau mengikuti harga resmi di Bengkulu saat ini, TBS dihargai Rp 1.822 per kilogram," tutupnya.







Komentar Via Facebook :