https://www.elaeis.co

Berita / Nasional /

Pupuk 'Bodong' Rugikan Petani Sawit

Pupuk

Ilustrasi - temuan pupuk palsu yang beredar di Bengkulu. Foto: Dirgantara


Bengkulu, elaeis.co - Pemerintah Provinsi Bengkulu meminta agar petani sawit waspada terhadap peredaran pupuk palsu. Pasalnya, kenaikan harga pupuk akhir-akhir ini berisiko maraknya peredaran pupuk palsu dengan harga terjangkau.

Plt Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Perkebunan Provinsi Bengkulu, Rosmala Dewi mengatakan, pupuk palsu saat ini sangat mudah didapat karena keterbatasan pasokan pupuk asli. Apalagi harga pupuk palsu tergolong murah sehingga banyak petani tergiur.

"Untuk mengecoh petani, penjual pupuk palsu biasanya mengaku sebagai utusan dari perusahaan. Penjual sering kali belasan bahwa pupuk yang mereka tawarkan merupakan sisa dari perusahaan sawit yang kelebihan stok. Padahal, sejatinya pupuk bisa disimpan dan tidak kedaluwarsa," kata Rosmala, kemarin.

Harga yang ditawarkan untuk pupuk palsu memang jauh di bawah harga pasar. Jika pupuk asli biasanya dijual dengan harga Rp 800 ribu per karung, pupuk palsu hanya Rp 300 ribu per karungnya.

"Begitu dicek di laboratorium, ternyata unsur urea-nya di bawah kadar ideal," kata dia.

Untuk mengantisipasi maraknya peredaran, dinas pun menguatkan jaringan antara petani dan perusahaan sawit kecil, dengan produsen atau distributor resmi pupuk.

"Kami juga melakukan pengawasan langsung di beberapa distributor. Jika terbukti kadar urea-nya tak normal, yang pengedar kena sanksi," ujar Rosmala.

Dampak dari peredaran pupuk palsu ini, kata Rosmala, menurunnya produktivitas kebun kelapa sawit, terutama yang dikelola masyarakat. Kondisi ini tentu  juga berdampak terhadap pasokan tandan buah segar (TBS) ke pabrik sawit.

"Walaupun secara kuantitas lahan kebun sawit kadang mencukupi, tapi produksinya kurang dari standar. Makanya, di beberapa daerah, banyak perusahaan yang mengeluh kekurangan pasokan. Padahal, melihat perbandingan luas kebun, mestinya pabrik tidak kekurangan pasokan. Tapi ini malah kekurangan karena hasil kebun tidak maksimal," ujarnya.

BACA BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Komentar Via Facebook :