Berita / Sumatera /
PSR Online Dikeluhkan Karena Berkas Asli Tetap Harus Diantar
Tampilan depan aplikasi Smart PSR Online (tangkapan layar)
Pulau Punjung, Elaeis.co - Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) menerapkan mekanisme baru dalam proses pencairan dana Program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR). Yakni dengan sistem baru menggunakan aplikasi Smart PSR Online.
Edy Setyawan selaku Sekretaris Koperasi Unit Desa (KUD) Bukit Jaya, yang beroperasi di Jorong Harapan Mulya, Nagari Koto Beringin, Kecamatan Tiumang, Kabupaten Dharmasraya, Sumatera Barat, menyampaikan bahwa aplikasi yang dibuat oleh BPDPKS tersebut cukup membantu mempermudah proses pencairan duit PSR.
"Sistem ini sebenarnya memudahkan, karena online. Kita tahu sudah sampai mana prosesnya, pemberkasannya sampai mana, verifikasinya sampai mana," kata Edy kepada Elaeis.co, Jumat (29/10/2021).
KUD Bukit Jaya sendiri, kata Edy, mengikuti PSR untuk dua hamparan kebun. Yang pertama sudah proses P2 atau sawit sudah dalam perawatan, sementara yang PSR tahap kedua baru penyelesaian proses P0 atau penanaman.
Dia mengatakan, saat ini pihaknya tengah melakukan proses pencarian untuk PSR tahap kedua yang akan dipakai untuk menyelesaikan proses P0. Namun pihaknya menemui kendala di dalam proses pencarian menggunakan aplikasi tersebut. Yakni keharusan mengantar berkas ke kantor perwakilan PT Sucofindo di Sumatera Barat.
"Inikan aplikasi online. Seharusnya berkas itu di-upload, kemudian langsung pengajuan. Kalau dulu ditujukan ke Dinas Pertanian kabupaten, sekarang langsung ke Sucofindo provinsi. Yang jadi masalah, kita sudah upload berkas pengajuan permohonan pencairan, tapi juga tetap harus mengantarkan berkas asli ke kantor Sucofindo. Jadinya dua kali kerja," keluhnya.
Menurutnya, saat ini kebun sawit mereka tengah dalam proses replanting dan tidak berproduksi, alhasil koperasi tidak memiliki cadangan biaya untuk membiayai anggota yang akan berangkat mengantarkan berkas tersebut ke kantor Sucofindo di Kota Padang.
"Jaraknya 200 km, 6 jam perjalanan, biaya perjalanan ke sana tidak ada. Sawit sudah direplanting, TBS-nya sudah tidak ada lagi. Sementara kita harus ke sana, biayanya cukup besar, dan itu hanya untuk mengantarkan berkas," katanya.
"Saya minta berkas itu dipaketkan, katanya tidak bisa. Alasannya harus ada serah terima langsung dan foto," sambungnya.
Edy berharap BPDPKS bisa lebih memperhatikan kondisi petani yang tengah dalam masa replanting tersebut. Dia juga meminta agar penyerahan berkas asli pengajuan pencairan itu bisa dilakukan menggunakan jasa pengiriman.
"Maunya, kalau sudah upload, berkas asli tidak perlu lagi diserahkan. Kalau memang berkas aslinya harus diterima juga oleh Sucofindo, harusnya bisalah dikirim pakai jasa pengiriman. Tidak harus pengurus yang antar, jadi biayanya tidak besar lagi," harapnya.







Komentar Via Facebook :