Berita / Internasional /
Proses ini yang Membuat Minyak Nabati Non Sawit Jadi Tak Sehat
Dr Darmono Taniwiryono, Ketua Masyarakat Perkelapasawitan Indonesia (MAKSI). Foto: Ist.
Jakarta, elaeis.co - Melalui akun twitternya, @DietHeartNews, Alan L Watson yang dikenal sebagai peneliti kesehatan dan gizi asal Amerika Serikat (AS) mengunggah artikel karya Dr Cate Shanahan MD yang dimuat di situs drcate.com.
Judul lengkap artikel itu adalah "Delapan Lemak Musuh yang Menghancurkan Kesehatan Anda: Canola, Jagung, Biji Kapas, Kedelai, Bunga Matahari, Safflower, Grapeseed, Tepung Beras". Artikel itu menjelaskan tentang delapan minyak nabati yang berasal dari biji-bijian yang mengandung senyawa yang tidak baik bagi kesehatan manusia.
Baca juga: Bukan Sawit, Lemak yang Membahayakan Kesehatan Bersumber dari Biji-bijian
Cuitan Alan dan isi artikel Cate mengundang banyak reaksi dan komentar dari pengguna twitter dari seluruh dunia. Salah satunya Dr Darmono Taniwiryono, Ketua Masyarakat Perkelapasawitan Indonesia (MAKSI) yang juga peracik minyak sawit merah "Salmira".
Kepada elaeis.co, Rabu (16/2/2022), Darmono menyebutkan, apa yang dilakukan kedua pakar AS itu adalah bentuk pembelaan terhadap sawit yang selama ini kerap disudutkan dan dianggap membahayakan kesehatan.
“Dulu juga sudah pernah saya sampaikan, minyak dari biji-bijian itu ditakdirkan untuk bahan pakan ternak,” katanya.
Dia menjelaskan, minyak yang berasal dari biji-bijian itu dihasilkan dengan cara dipaksa, yakni diekstrak dengan tekanan yang kuat dan keras agar minyaknya keluar. Akibatnya minyak yang dihasilkan mengandung trans fat atau lemak trans dan asam lemak tak jenuh ganda atau polyunsaturated fatty acids (PUFA) yang tinggi. Baik trans fat maupun PUFA berpotensi menimbulkan berbagai macam penyakit berbahaya bagi manusia, dari mulai penyakit jantung, diabetes, dan penyakit lainnya.
“Mendapatkan minyak sawit tidak perlu diekstrak dengan tekanan keras dan kuat sehingga kandungan gizi dan vitaminnya tetap terjaga. Itu yang membuat minyak sawit lebih unggul dibanding minyak nabati lainnya. Proses ekstraksi minyak sawit cukup lembut dan tidak menimbulkan berbagai sumber penyakit seperti yang difitnahkan pihak asing selama ini,” paparnya.
Ia menyebutkan, seluruh minyak nabati sudah diteliti di Amerika Serikat, tetapi sayangnya hal itu belum dilakukan secara komprehensif di Indonesia. “Tapi kalau terkait tudingan pihak asing yang menyebutkan minyak sawit mengandung trans fat, itu sudah pernah dibantah delegasi kesehatan dari Indonesia beberapa tahun yang lalu,” ungkapnya.
“Akhirnya AS pun mengakui kalau minyak sawit tak mengandung trans fat. Saya lupa kejadian itu tahun berapa, tapi itu pernah terjadi,” tambahnya.







Komentar Via Facebook :