https://www.elaeis.co

Berita / Sumatera /

Produktivitas Sawit Rakyat Masih Rendah Gara-gara ini

Produktivitas Sawit Rakyat Masih Rendah Gara-gara ini

Hasil panen petani sawit di Mukomuko dijemput pengepul. foto: MC Mukomuko


Bengkulu, elaeis.co - Pemerintah Provinsi Bengkulu terus berupaya menaikkan produktivitas kebun kelapa sawit rakyat di Bengkulu. Sebab produktivitas perkebunan sawit yang dikelola oleh petani swadaya masih tergolong rendah. 

Kepala Dinas Tanaman Pangan Hortikulturan dan Perkebunan Provinsi Bengkulu, Ir Ricky Gunarwan mengatakan, produktivitas perkebunan swadaya di daerah itu rata-rata berkisar 10-15 ton tandan buah segar (TBS) per hektar per tahun. 

"Jjika dirata-rata, dari hasil TBS kelapa sawit tersebut, produksi minyak mentah sawit hanya mencapai 1 hingga 1,5 ton per hektar dengan tingkat rendemen minyak di bawah 20 persen," kata Ricky, kemarin.

Ia mengaku, ada banyak faktor yang menjadi penyebab rendahnya tingkat produktivitas petani swadaya sawit. Salah satunya disebabkan oleh petani yang tidak menggunakan bibit kelapa sawit berkualitas.

"Bibit palsu banyak beredar di tahun 90-an hingga awal tahun 2000," ujar Ricky.

Ia menambahkan, faktor lain yang menyebabkan produktivitas kelapa sawit menurun yakni disebabkan jumlah tanaman per hektar tidak mencapai 120-128 pohon namun di bawah dari 100 pohon. Kondisi ini menyebabkan produktivitas TBS per hektar di tingkat petani swadaya menjadi rendah.

"Kalau perusahaan, rata-rata jumlah tanaman kelapa sawit mencapai 128-136 pohon per hektar. Bahkan sekarang sudah menggunakan bibit yang dapat ditanam 143 pohon per hektar," ungkapnya.

Selain itu, penyebab rendahnya produktivitas kelapa sawit di Bengkulu disebabkan petani swadaya tidak melakukan pemupukan tepat jenis, tepat dosis, dan tepat waktu. Lebih lagi saat harga TBS sedang rendah biasanya para petani tidak melakukan pemupukan sama sekali atau melakukan pemupukan apa adanya saja.

"Petani swadaya di Bengkulu kurang melakukan perawatan tanaman dengan baik seperti penyiangan gulma, pruning, pemberatasan hama, dan penyakit. Kesemua faktor ini tentunya menjadi PR bersama yang harus segera dituntaskan," tutupnya.
 

BACA BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Komentar Via Facebook :