Berita / Sumatera /
Produksi Turun Karena Faktor Alam, Pekerja PT SAM II Keberatan Menanggung Dampaknya
Truk pengangkut sawit terpuruk akibat kerusakan jalan di kebun PT SAM II. foto: Yahya
Pasir Pangaraian, elaeis.co - Beberapa bulan terakhir para karyawan di beberapa unit kerja di afdeling XI PT Subur Arum Makmur (SAM) II, di Kecamatan Kunto Darussalam, Kabupaten Rokan Hulu (rohul), Riau, merasakan cobaan cukup berat.
Karyawan di unit panen, muat, dan angkutan, merasakan penanggungan yang sama karena pembayaran premi berkurang dari sebelumnya.
Penyebabnya diduga akibat menurunnya estimasi produksi lahan kelapa sawit milik PT SAM II yang terjadi beberapa bulan terakhir. Meski itu bukan merupakan kesalahan dari karyawan, tapi mereka ikut menanggung dampaknya.
Seorang karyawan PT SAM II yang mengaku berinisial R (45) menceritakan ihwal turunnya estimasi produksi kelapa sawit. "Karyawan merasa dirugikan karena estimasi produksi menurun yang berakibat gaji dan premi yang tak sesuai," katanya kepada elaeis.co, Kamis (15/6).
Karyawan yang sudah cukup lama bekerja di perusahaan sawit itu menjelaskan, saat ini produksi buah restan dengan berat janjang rata-rata merosot tajam. "Sudah 4 bulan lebih kondisi ini terjadi," ujarnya.
Sebelumnya, karyawan panen, muat, dan angkutan, bisa menghasilkan 15 kg berat janjang rata-rata. Itu karena setiap karyawan mendapatkan total 1.200 kg panen dibagi 80 janjang, maka didapat angka 15 kg.
"Tapi kondisi sekarang para karyawan hanya dapat menghasilkan 8 kg berat janjang rata-rata, itu artinya hanya separuh dari hasil panen biasanya," paparnya.
Akibatnya, uang yang diberikan oleh PT SAM II ke karyawan jauh berkurang. "Untuk gaji pokok masih standar gitulah, tapi premi berkurang. Jadi sekarang gaji ditambah premi total seluruhnya hanya di kisaran 4 juta," ungkap ayah tiga orang anak ini.
"Kami karyawan di tiga unit tadi merasa kondisi ini sangat merugikan, padahal ini bukan kesalahan kami," sesalnya lagi.
Menurutnya, salah satu penyebab turunnya produksi adalah jalan kebun yang rusak parah sehingga buah sawit tidak terangkat yang mengakibatkan berat janjang rata-rata rendah. Masalah jalan yang rusak sudah disampaikan ke kerani produksi, namun sampai sekarang belum ada tindakan lebih lanjut.
"Jika dibiarkan berlarut-larut, jelas akan merugikan karyawan panen. Premi yang didapat tidak sesuai harapan," tandasnya.
Dia menambahkan, penurunan produksi juga disebabkan data base yang dimiliki PT SAM II terkait Jumlah Pokok Produktif dan Jumlah Pokok Sampel. "Sebagai contoh di blok C banyak yang tidak dipanen akibat semak belukar, tunas tanaman juga tidak berjalan sesuai dengan yang diharapkan manajemen perusahaan. Atas kondisi ini, kami melihat mandor avdeling XI tidak berupaya mencari solusi untuk perbaikan sarana prasarana kerja buat karyawan, terlebih pada akses jalan," keluhnya.
"Kami ingin pola perhitungan jumlah panen dan pembayaran gaji dan premi agar diatur ulang, jangan membebankan faktor alam dan resiko produksi kepada karyawan," tambahnya.
Mandor I Afdeling XI PT SAM II, Erwin Lubis, tidak menanggapi saat dikonfirmasi. Saat dihubungi, dia tidak bersedia mengangkat telefon, sedangkan pesan singkat yang dikirim elaeis.co juga belum dibalas.







Komentar Via Facebook :