Berita / Serba-Serbi /
Polda Bengkulu Amankan 20 Ton Pupuk Palsu, Petani Kelapa Sawit Diminta Waspada
Polda Bengkulu mengamankan 20 ton pupuk palsu. foto: ist.
Bengkulu, elaeis.co - Kasubdit Indagsi Ditreskrimsus Polda Bengkulu, AKBP Haerudin, meminta para petani kelapa sawit di Bengkulu lebih waspada terhadap peredaran pupuk palsu yang makin marak.
Hal ini disampaikan setelah Polda Bengkulu berhasil mengamankan sebanyak 20 ton pupuk palsu yang dipasok dari luar provinsi dan rencananya akan dipasarkan dan diedarkan ke sejumlah kabupaten di Bengkulu.
Haerudin mengatakan bahwa pupuk palsu ini selalu ditawarkan dengan harga yang lebih murah dibandingkan dengan pupuk yang dijual secara resmi oleh distributor. "Kami mengimbau para petani sawit untuk waspada pupuk palsu, jangan mudah tergiur dengan harga pupuk yang murah," kata Haerudin, Minggu (14/5).
Kepolisian berhasil mengamankan pengiriman pupuk palsu ke Bengkulu setelah melakukan penindakan terhadap sindikat penjual yang beroperasi di daerah lain. "Para pelaku dalam proses penahanan dan penyelidikan lebih lanjut," sebutnya.
Dalam upaya mencegah masuknya jaringan penyebar pupuk palsu lain ke wilayah Bengkulu, dia meminta dukungan dari masyarakat untuk melaporkan jika menemukan adanya jual beli pupuk yang mencurigakan.
"Agar tidak menjadi korban, kami minta petani selalu membeli pupuk dari penjual resmi, jangan membeli pupuk dari penjual keliling yang tidak memiliki izin usaha," tandasnya.
Ketua Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) Cabang Bengkulu, John Irwansyah Siregar mengapresiasi upaya yang dilakukan oleh Polda Bengkulu dalam menghentikan peredaran pupuk palsu.
"Saat ini perusahaan maupun petani sama-sama membutuhkan pupuk untuk menunjang produksi kelapa sawit. Jangan sampai pakai pupuk palsu karena tergiur oleh harga murah," ujarnya.
Ketua DPW Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) Bengkulu, Jakfar, menyebutkan bahwa pihaknya telah mengadakan sosialisasi kepada para petani tentang bahaya dari penggunaan pupuk palsu.
"Kami terus mengadakan sosialisasi ke masyarakat, ini dilakukan agar petani terhindar dari bahaya pupuk palsu," tutupnya.







Komentar Via Facebook :