https://www.elaeis.co

Berita / Nusantara /

Pola Kemitraan Terus Diperkuat untuk Akselerasi Program PSR dan Kesejahteraan Pekebun

Pola Kemitraan Terus Diperkuat untuk Akselerasi Program PSR dan Kesejahteraan Pekebun

Workshop PTPN untuk Sawit Rakyat yang bertema 'Pemberdayaan Petani Melalui Peremajaan Sawit Rakyat : Kolaborasi dan Berkelanjutan” di Pontianak. foto: Ditjenbun


Pontianak, elaeis.co – Kemitraan bisa menjadi solusi strategis untuk memperkuat usaha perkebunan, baik menjaga keberlangsungan rantai pasok maupun kesejahteraan pelaku usaha perkebunan termasuk pekebun. Pola kemitraan juga merupakan alternatif untuk mengoptimalkan akselerasi program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR). 

Itu sebabnya Kementan melalui Ditjen Perkebunan harus terus dorong penguatan pemberdayaan petani untuk lebih memudahkan bermitra dengan perusahaan sehingga target PSR bisa segera tercapai.

Dalam beberapa kesempatan Mentan Andi Amran Sulaiman mengayakan bahwa kemitraan merupakan salah satu elemen penting dalam industri karena terkait aspek persaingan usaha dan keberlanjutan industri ke depan, kemitraan pekebun dengan perusahaan perkebunan merupakan kunci dasar kekuatan dalam peningkatan daya saing.

Terkait dengan pelaksanaan PSR, Direktur Jenderal Perkebunan, Andi Nur Alam Syah, menyebutkan bahwa adanya pengajuan proposal lewat jalur kemitraan sangat membantu percepatan PSR. Melalui jalur ini, perusahaan perkebunan akan diuntungkan dengan terjaminnya pasokan sumber bahan baku bagi industri pengolahan yang dimiliki perusahaan. Sedangkan bagi pekebun, akan tercipta kestabilan harga tandan buah segar (TBS) sehingga akan berdampak positif terhadap pendapatan atau kesejahteraan pekebun.

“Kami berharap ke depannya, dengan adanya komitmen dan kolaborasi melalui penguatan kelembagaan maupun kemitraan yang baik dan sesuai dengan ketentuan berlaku, dapat memberikan jaminan pasar bagi pekebun swadaya, memberikan jaminan kelancaran akses petani swadaya untuk memperoleh benih dan pupuk berkualitas, bimbingan teknis terkait peningkatan produksi TBS, peningkatan mutu TBS pekebun swadaya sesuai standar industri kelapa sawit, pola usaha tani/berkebun yang baik (Good Agriculture Practices) dan berkelanjutan, sehingga terciptanya penguatan dari hulu hingga hilir secara maksimal,” katanya dalam keterangan resmi Ditjenbun, Kamis (25/1).

Saat memberi sambutan pada Workshop PTPN untuk Sawit Rakyat yang bertema 'Pemberdayaan Petani Melalui Peremajaan Sawit Rakyat : Kolaborasi dan Berkelanjutan” di Pontianak, Kalimantan Barat, Kamis kemarin, Andi meminta perusahaan dan semua pihak terkait memudahkan kemitraan dengan pekebun untuk menjaga keberlanjutan sawit.

"Kebun teh rakyat, karet, tebu, kelapa dalam, dan lainnya sebagian sudah turun produksinya karena sudah tua. Hanya sawit yang saat ini masih eksis, karena itu perlu dijaga keberlanjutannya," tukasnya.

Salah satu upaya menjaga keberlanjutan itu adalah dengan program PSR. "Peremajaan bisa mendorong peningkatan produktivitas sawit swadaya dan diharapkan bisa menyamai milik sawit inti perusahaan. Itu sebabnya program ini harus didukung semua pihak. Apalagi peran sawit dalam perekonomian sudah terasa dan jelas," sambungnya.

 

BACA BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Komentar Via Facebook :