Berita / Bisnis /
Pilihan Ketiga Petani Sawit
Tumpukan Tandan Buah Segar (TBS) Kelapa Sawit milik petani di Sulawesi Tengah, saat akan diangkut ke pabrik. foto: aziz
Pekanbaru, elaeis.co - Makin ke sini, petani kelapa sawit Indonesia makin punya banyak pilihan dalam menjual hasil panen kebunnya.
Kalau sebelumnya hasil panen berupa Tandan Buah Segar (TBS) itu hanya bisa dijual ke Pabrik Kelapa Sawit (PKS) milik perusahaan perkebunan, lebih dari 10 tahun terakhir justru sudah bisa dijual kepada PKS tanpa kebun. Orang sering menyebut pabrik ini adalah PKS Komersil.
Baca juga: Anti Kantong Jebol, Pabrik Brondolan
PKS semacam ini tumbuh subur di seantero provinsi penghasil sawit setelah kebun-kebun petani yang terus menjamur, mulai menghasilkan TBS.
"Setelah PKS Komersil ada, banyak keuntungan yang didapat oleh petani sawit. Selain lebih gampang menjual hasil kebunnya, harga jual pun semakin bersaing. Beda saat masih hanya bisa menjual ke PKS Konvensional. Selain antri panjang yang selalu menghantui, perubahan harga yang didapat petani pun paling cepat sekali seminggu," cerita Hendri Alfian, salah seorang petani kelapa sawit di Desa Alim, Kecamatan Batang Cenaku, Kabupaten Indragiri Hulu (Inhu) saat berbincang dengan elaeis.co tadi siang.
Periode pertama kepemimpinan Presiden Jokowi, hilirisasi kelapa sawit mulai digencarkan. Mandatori biodiesel juga dilakukan. Di sinilah kemudian Crude Palm Oil (CPO) Non Food kian dibutuhkan.
Entah lantaran oleh kebutuhan bahan baku CPO Non Food ini kian meningkat atau lantaran omelan pembeli luar negeri soal 3-monochloropropane diol (3-MCPD) dan Glycidyl Ester (GE) pada minyak sawit Food yang tinggi, setahun belakangan pabrik brondolan yang kemudian disebut Pabrik CPO Non Food, mulai lahir.
Baca juga: Pabrik CPO Non Food Mulai Menjamur, Ini Kata Pakar
Di satu sisi, keberadaan pabrik ini kemudian memantik protes dari kalangan pemilik PKS CPO Food, baik itu yang konvensional, maupun komersil. Mereka beralasan, kehadiran PKS brondolan tadi telah membikin rendemen minyak sawitnya berkurang hingga 2 persen.
Tapi bagi petani sawit, kehadiran PKS brondolan ini justru menjadi solusi. Pertama sebagai solusi atas seringnya harga anjlok. Kedua, sebagai solusi bila musim hujan.
Sebab itu tadi, di Indonesia masih sangat banyak petani-petani kelapa sawit yang sulit mengakses PKS CPO Food oleh buruknya infrastruktur jalan. Alhasil, buah busuk menjadi keseharian para petani.
"Kalau buah sudah menghitam, alamat akan banyak yang dipulangkan oleh pabrik. Harga nya juga jatuh. Tapi setelah PKS brondolan ada, nggak ada istilah buah tak laku, walau sudah jadi 'bubur' sekalipun," ujar Hendri.







Komentar Via Facebook :