Berita / Sumatera /
Petani Tidak Perlu Berdebat Bibit Sawit Unggul dan Abal-abal, Ini Perbedaannya!
Kabid Perkebunan, Bickman Panggarbessy. Foto: IST
Bengkulu, Elaeis.co - Petani di Bengkulu diminta tidak perlu melakukan perdebatan panjang mengenai kualitas bibit kelapa sawit unggul dan abal-abal. Sebab kedua jenis bibit kelapa sawit itu memiliki perbedaan yang signifikan.
Menurut Kepala Bidang Perkebunan Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Bengkulu, Bickman Panggarbesy, bibit unggul merupakan varietas kelapa sawit yang telah teruji dan terbukti unggul. Sementara bibit abal-abal seringkali berasal dari indukan yang asal-usulnya tidak jelas.
"Tidak perlulah berdebat, secara kualitas sudah beda, ini saya lihat di grup-grup saling debat bagus cabutan, bagus unggul," kata Bickman, Rabu 1 Mei 2024.
Baca Juga: Buruh Perkebunan Sawit di Bengkulu Menanti Keadilan Sosial
Menurutnya, penggunaan bibit unggul sangat penting dalam meningkatkan produktivitas dan kualitas hasil kelapa sawit. Sehingga jika petani ingin hasil kebun sawitnya nanti banyak, maka pemilihan bibit ini sangat dianjurkan.
"Bibit unggul memiliki potensi pertumbuhan yang lebih baik dan hasil yang lebih optimal dibandingkan dengan bibit abal-abal atau cabutan," ujarnya.
Oleh sebab itu, Bickman mengaku, akan terus mendorong penggunaan bibit unggul sebagai langkah penting dalam peningkatan kualitas dan produktivitas kelapa sawit di Bengkulu.
"Kami terus melakukan sosialisasi dan edukasi kepada petani mengenai manfaat penggunaan bibit unggul untuk jangka panjang," ungkapnya.
Baca Juga: Pemerintah Imbau Petani Waspada Terhadap Penyakit pada Tanaman Sawit
Namun, perdebatan muncul ketika beberapa petani mengklaim bahwa perbedaan harga antara bibit unggul dan bibit abal-abal terlalu besar. Mereka berpendapat bahwa meskipun bibit abal-abal memiliki kualitas yang kurang, namun harga yang lebih terjangkau membuatnya lebih diminati.
"Saya memahami pentingnya bibit unggul, tapi kita juga harus mempertimbangkan faktor ekonomi. Bibit abal-abal bisa menjadi pilihan yang lebih terjangkau untuk petani kecil seperti saya," kata Lukman, Petani Kelapa Sawit di Bengkulu Selatan.







Komentar Via Facebook :