Berita / Sumatera /
Petani Sawit Seluma Diminta Bantu Tangkal Penyebaran LSD
Sapi yang terjangkit penyakit LSD. foto: BBVet Wates
Bengkulu, elaeis.co - Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Seluma, Provinsi Bengkulu, Arian Sosial MSi, mengingatkan para petani kelapa sawit yang punya ternak sapi agar mewaspadai penularan Lumpy Skin Disease (LSD). Penyakit ini disebabkan oleh virus dari keluarga Poxviridae.
Peringatan ini dikeluarkan setelah diketahui banyak ternak di Provinsi Lampung telah terjangkit LSD. "Sapi di Seluma kebanyakan dipasok dari Lampung," katanya, Kamis (20/7).
Menurutnya, risiko penularan LSD pada hewan di daerah tersebut sangat tinggi. "Kami ingin mengingatkan para petani kelapa sawit yang memiliki sapi agar waspada, LSD sangat rentan menyebar di wilayah Kabupaten Seluma. Penyakit ini sangat mudah menular dan dapat menyebabkan kerugian yang signifikan bagi peternakan," tukasnya.
Menurut Arian, penularan LSD pada hewan ternak sapi ditandai dengan gejala-gejala kulit yang khas seperti benjolan, lepuhan, dan luka yang berkerak. Selain menimbulkan ketidaknyamanan dan penderitaan pada hewan, penyakit ini juga dapat berdampak negatif pada produksi susu dan daging sapi.
Sejauh ini belum ada laporan kasus LSD di wilayah Seluma. "Namun saat ini wabah LSD sudah tersebar di provinsi pemasok sapi untuk daerah Seluma. Kondisi itu meningkatkan risiko penularan ke ternak-ternak di Kabupaten Seluma," ujarnya.
Pihak Dinas Pertanian Kabupaten Seluma telah melakukan langkah-langkah pencegahan dan pengawasan ketat untuk mencegah penyebaran penyakit ini. Mereka juga melakukan penyuluhan kepada petani kelapa sawit yang memiliki sapi tentang pentingnya mengisolasi hewan yang baru datang dari daerah terjangkit dan memperhatikan tanda-tanda awal LSD pada ternak mereka.
Jika diperlukan, diminta agar peternakan yang terinfeksi segera dilakukan karantina dan pemusnahan secara tepat untuk menghentikan penularan lebih lanjut.
"Kami mengimbau kepada seluruh petani agar segera melaporkan jika menemukan gejala-gejala LSD pada ternak mereka. Melalui kolaborasi aktif antara petani dan pihak berwenang, kami berharap dapat mengendalikan penyebaran penyakit ini secepat mungkin," sebutnya.
"Kami juga mengimbau para petani kelapa sawit dan pemilik sapi untuk lebih memperhatikan kebersihan dan kesehatan hewan ternak mereka secara rutin. Ini termasuk menghindari kontak langsung dengan hewan yang berasal dari daerah terjangkit dan menjaga kebersihan lingkungan peternakan," tutupnya.







Komentar Via Facebook :