Berita / Sumatera /
Petani Sawit di Bengkulu Tengah Was-was Kehilangan Mata Pencaharian
Kebakaran di kebun sawit. foto: ist.
Bengkulu, elaeis.co - Masuknya musim kemarau memicu kekhawatiran di kalangan petani kelapa sawit di Bengkulu Tengah. Keringnya lahan menyebabkan kebun makin rentan terbakar.
Seorang petani sawit setempat, Budi Santoso, mengatakan, musim kemarau biasanya dibarengi dengan hembusan angin yang cukup kencang. "Dalam kondisi seperti ini, sempat saja ada api, maka puluhan hektar kebun sawit bisa terbakar dalam waktu singkat," katanya, kemarin.
Menurutnya, petani seakan ditimpa malapetaka jika kebun sawitnya terbakar. "Kami bergantung pada hasil panen sawit. Kalau kebun terbakar, hancurlah sumber mata pencaharian kami," ucapnya.
Menurutnya, dalam beberapa tahun terakhir, musim kemarau di Bengkulu Tengah selalu diwarnai kebakaran hutan dan lahan (karhutla). Tidak sedikit petani sawit yang menjadi korban.
"Banyak yang kebunnya terbakar karena api menjalar dari luar kebun. Ini yang membuat kami cemas setiap masuk musim kemarau. Takut kejadian serupa akan terulang lagi. Kerugian yang ditimbulkan akan sangat besar bagi kami," katanya.
Petani lainnya, Rina Dewi, kesal karena petani sawit sering dituduh sebagai biang karhutla. "Apa iya petani sawit sebodoh itu membakar kebun sawitnya yang sudah berbuah?" tandasnya.
"Justru kami yang bekerja keras menjaga keselamatan kebun kami. Sebab kami mengeluarkan modal besar untuk membangunnya. Namun ada saja orang di luar sana yang sengaja membakar lahan," tambahnya.
Untuk menghadapi risiko kebakaran, katanya, petani kelapa sawit telah melakukan langkah-langkah pencegahan sendiri seperti membuat sistem pengairan dan saluran irigasi di sekitar kebun untuk menjaga kelembaban tanah.
"Kami sangat butuh dukungan dari pemerintah dalam mencegah dan menangani kebakaran hutan yang mengancam mata pencaharian kami," ucapnya.







Komentar Via Facebook :