Berita / Sumatera /
Petani ini 5 Tahun Cari Pupuk Subsidi di Desanya, tak Ketemu
Safrizal di kebun kelapa sawit miliknya di Kampung Selamat, Aceh Tamiang (Serambinews.com/Rahmad Wiguna)
Jakarta, Elaeis.co - Harga TBS sawit di tingkat petani di Aceh Tamiang terus naik hingga menembus level tertinggi Rp 2.800/kg. Namun melambungnya harga belum sepenuhnya meningkatkan pendapatan petani karena biaya perawatan kebun sawit juga ikut naik.
Safrizal (32), petani yang mengelola lahan 1,5 hektar di Dusun Tualangniat, Kampung Selamat, Kecamatan Tenggulun, Aceh Tamiang, mengaku harus mengeluarkan ongkos perawatan setidaknya Rp 1,5 juta per tiga bulan.
“Sebelumnya biaya perawatan tidak pernah melewati Rp 1 juta. Ini akibat pupuk dan racun mahal,” katanya dikutip Serambinews.com.
Menurutnya, harga pupuk yang biasanya berkisar Rp 450 ribu per zak melonjak menjadi Rp 600 ribu. Harga racun juga mengalami kenaikan signifikan, yang sebelumnya Rp 60 ribu per liter saat ini sudah tembus Rp 100 ribu per liter.
“Petani di Kampung Selamat tidak bisa berharap mendapat pupuk subsidi yang harganya jauh lebih murah. Pupuk subsidi sudah tidak pernah ditemukan di desa ini dalam kurun waktu lima tahun terakhir,” ungkapnya.
Safrizal berharap Dinas Pertanian Perkebunan dan Peternakan (Distanbunak) Aceh Tamiang melakukan terobosan untuk mengatasi lonjakan harga pupuk non subsidi sekaligus mengatasi hilangnya pupuk subsidi.
“Selama harga pupuk dan racun tidak diatasi, kami yang punya lahan kecil ini tidak akan bisa menikmati melambungnya harga TBS,” tandasnya.







Komentar Via Facebook :