Berita / Sumatera /
Petani di Daerah ini Siap-siap Bangun Pabrik CPO
Pekerja menurunkan TBS yang akan diolah menjadi CPO. Foto: Ist.
Bengkulu, elaeis.co – Petani sawit di Kabupaten Seluma, Provinsi Bengkulu, berencana membangun pabrik minyak sawit mentah atau CPO. Kehadiran pabrik milik petani tersebut diharapkan bisa menjadi pembanding harga tandan buah segar (TBS) dengan pabrik kelapa sawit (PKS) milik korporasi.
Ketua DPW Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) Bengkulu, Jakfar mengatakan, rencana pembangunan PKS dengan anggaran dari APBD lewat Program Pemberdayaan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial atau (PMKS) sebesar Rp100 miliar itu terus dimatangkan.
“Pendirian pabrik CPO tidak bisa dilakukan sebentar, butuh perizinan dan ada persyaratannya. Salah satu syarat yang harus dipenuhi untuk pendirian yakni petani wajib membentuk kelembagaan berupa koperasi. Nanti koperasi itu yang akan menjadi badan hukum pendirian pabrik CPO ini,” jelasnya, kemarin.
Menurutnya, Apkasindo Bengkulu sebenarnya sudah punya koperasi. “Hanya saja tetap harus diajukan ke pemerintah pusat karena koperasi ini dulunya simpan pinjam dan mau diubah menjadi koperasi petani kelapa sawit," ungkapnya.
Dia menjelaskan, syarat untuk pendirian koperasi khusus petani kelapa sawit yakni kelompok tani minimal harus memiliki lahan kelapa sawit seluas 2.500 hektare. “Syarat ini juga sudah dipenuhi, bahkan sekarang berhasil dihimpun kebun petani dengan luas mencapai 7.000 hektare,” sebutnya.
"Untuk syaratnya sudah terpenuhi, tinggal menunggu koperasinya di-ACC oleh pemerintah pusat," tambahnya.
Pihaknya juga telah menyiapkan lahan seluas 17 hektar di Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Seluma, untuk pertapakan pabrik CPO. “Kalau persiapan sebenarnya sudah cukup," tuturnya.
Apkasindo Bengkulu sengaja mendirikan pabrik CPO baru di lokasi itu dengan tujuan agar TBS sawit petani tidak dijual ke luar daerah. Selama ini TBS dari Seluma dijual ke Kabupaten Bengkulu Tengah.
"Di Seluma ada 5 ram besar, mereka selalu mengirim buah sawit ke Bengkulu Tengah. Tapi di sana malah selalu over kapasitas," bebernya.
Ia berharap hadirnya pabrik CPO baru ini nantinya bisa memenuhi harapan petani di Bengkulu. Pada saat pemerintah akan melakukan penetapan harga TBS kelapa sawit, pabrik CPO milik petani ini bisa menyampaikan data ril di lapangan.
"Kalau punya pabrik sendiri, tentu kita bisa membandingkan data. Misalnya pabrik milik swasta bilang rendemen 19 persen, di kita ternyata 30 persen, mereka mau bilang apa," tandasnya.







Komentar Via Facebook :