https://www.elaeis.co

Berita / Sumatera /

Petani dan Toke Karet di Bengkulu Ramai-ramai Beralih ke Sawit

Petani dan Toke Karet di Bengkulu Ramai-ramai Beralih ke Sawit

Kebun karet ditumbangkan dan siap ditanami sawit. foto: ist.


Bengkulu, elaeis.co - Banyak petani karet di Provinsi Bengkulu terpaksa banting setir. Seiring dengan penurunan jumlah pabrik pengolahan karet yang tersedia di daerah ini, para petani karet memutuskan untuk menebang kebun karet mereka dan mengubahnya menjadi kebun sawit.

Petani karet di Bengkulu Tengah, Reza mengatakan, saat ini pabrik pengolahan karet hanya tersedia di Kabupaten Bengkulu Utara. Sementara pabrik di Bengkulu Tengah sudah tutup dan tidak beroperasi kembali sejak akhir tahun 2022 lalu.

"Saat ini hanya sedikit pabrik pengolahan karet yang tersisa di Bengkulu. Mau ke mana panen kami dijual? Sangat terbatas dalam memperoleh harga yang adil untuk hasil panen karet kami," kata Reza, Selasa (11/7).

Sulitnya pemasaran membuat Reza dan petani lainnya di Kabupaten Bengkulu Tengah menebang seluruh kebun karet dan menggantinya dengan tanaman sawit. Sebab tanaman kelapa sawit lebih menjanjikan dibandingkan karet karena pabrik kelapa sawit (PKS) banyak beroperasi di daerah itu.

"Seiring dengan semakin sulitnya mendapatkan keuntungan dari karet, banyak petani karet di sini telah memutuskan untuk mengganti tanaman mereka menjadi kebun sawit. Peluang ekonomi yang menjanjikan juga terlihat di sektor sawit ketimbang karet," ujarnya.

Para toke karet di daerah itu bahkan sudah lebih dulu beralih menjadi toke sawit. Mereka juga menilai industri sawit lebih potensial baik dari segi ekonomi maupun stabilitas pasar.

"Saya dulu adalah toke karet yang sukses. Tetapi seiring berjalannya waktu, saya menyadari bahwa masa depan yang lebih baik ada di industri sawit. Keuntungan yang lebih besar, permintaan yang stabil, dan prospek jangka panjang yang lebih cerah membuat saya beralih menjadi penampung sawit," jelas mantan toke karet, Surya.

Namun alih fungsi kebun karet menjadi sawit mengundang kontroversi. Beberapa kelompok lingkungan dan masyarakat setempat mengekspresikan keprihatinan mereka terkait dampak lingkungan yang mungkin ditimbulkan oleh konversi ini.

"Kami prihatin dengan dampak perubahan ini terhadap lingkungan. Penebangan besar-besaran kebun karet untuk diganti dengan kebun sawit dapat menyebabkan kerusakan habitat alami dan meningkatkan risiko konflik dengan masyarakat adat setempat," ujar Yanti, seorang aktivis lingkungan di Bengkulu.

Pemerintah setempat harus berhati-hati dalam mengelola transisi ini dan memastikan langkah-langkah perlindungan lingkungan yang memadai diimplementasikan. Dibutuhkan pemantauan yang ketat untuk mencegah kerusakan lingkungan yang tidak terkendali.

"Pemerintah harus memastikan bahwa perubahan ini dijalankan dengan memperhatikan aspek lingkungan. Langkah-langkah pemantauan dan perlindungan harus diambil untuk meminimalkan dampak negatifnya," tegas Agus, seorang pakar lingkungan dari Universitas Bengkulu.
 

BACA BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Komentar Via Facebook :