Berita / Internasional /
Permintaan CPO Indonesia Melambung Pasca India dan China Krisis Energi
Ilustrasi sawit/Reuters
Jakarta, Elaeis.co - Akibat krisis energi di India dan China, nilai ekspor produk minyak sawit Indonesia naik mencapai US$ 4,42 miliar pada Agustus 2021. Ada kenaikan 56,73% dari bulan Juli yang sebesar US$ 2,82 miliar.
Kenaikan ekspor minyak sawit Indonesia didukung oleh kenaikan harga rata-rata crude palm oil (CPO). Tercatat, harga rata-rata CPO pada Agustus 2021 lalu, mencapai US$ 1.328/ton, naik dari bulan Juli yang sebesar US$ 1.226/ton.
Data ini sesuai dengan laporan Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) pada tanggal 8 Oktober lalu, dikutip Elaeis.co dari kanal GAPKI pada Selasa (19/10). GAPKI menyebut, kenaikan ekspor terutama terjadi di beberapa negara tujuan ekspor utama produk kelapa sawit. Selain itu juga, disebabkan oleh penurunan pajak impor di India dari 15% menjadi 10% untuk minyak sawit dan minyak nabati lainnya yang berlaku akhir 30 Juni sampai 30 September 2021 membuat ekspor ke India melonjak menjadi 958,5 ribu ton dari 231,2 ribu ton pada bulan Juli.
Demikian juga ekspor ke China juga naik cukup besar yaitu 297 ribu ton menjadi 819,2 ribu ton atau 56,86% lebih tinggi dari bulan Juli lalu, sebesar 522,2 ribu ton. Sedangkan ekspor ke Afrika mengalami kenaikan cukup besar yaitu terbesar ke Kenya(+118 ribu ton), dan ke Mesir (+40,5 ribu ton) dan eksor ke Malaysia naik 102% atau 97 ribu ton dari 95,1 ribu ton menjadi 192,1 ribu ton, terangnya.
Meskipun ekspor ke EU-27 turun 9,21% dari bulan lalu, tetapi ekspor ke Belanda naik 30,7 ribu ton menjadi 203,0 ribu ton atau +48% dari eksnor bulan Juli sebesar Rp 172,3 ribu ton. Konsumsi dalam negeri di bulan Agustus relatif sama dengan bulan Juli yaitu 1.465 ribu ton pada Agustus berbanding 1.444 ribu ton pada Juli.
Konsumsi untuk pangan naik sedikit menjadi 718 ribu ton di Agustus berbanding 708 ribu ton di Juli, untuk oleokimia 178 ribu ton pada Agustus berbanding 180 ribu ton di Juli dan untuk biodiesel 569 ribu ton di bulan Agustus berbanding 556 ribu ton di bulan Juli.
Selanjutnya, produksi CP0 pada bulan Agustus sebesar 4.218 ribu ton dan PKO sebesar 400 ribu ton atau sekitar 4% lebih tinggi dari produksi bulan Juli. Dengan pencapaian kinerja ekspor, konsumsi dan produksi, stok akhir di bulan Agustus adalah 3.433 ribu ton atau sekitar 1,1 juta ton lebih rendah dari bulan Juli.







Komentar Via Facebook :