https://www.elaeis.co

Berita / Sulawesi /

Penghapusan Larangan Ekspor CPO Percepat Pertumbuhan Ekonomi Sulbar

Penghapusan Larangan Ekspor CPO Percepat Pertumbuhan Ekonomi Sulbar

Infografis. foto: BPS


Mamuju, elaeis.co - Pertumbuhan ekonomi Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar) melesat. Secara c-to-c, pertumbuhan ekonomi Sulbar meningkat signifikan dari 2,31 persen pada 2022 menjadi 5,25 persen pada 2023.

Pj. Gubernur Sulbar, Prof. Zudan Arif Fakrulloh menerangkan bahwa pertumbuhan perekonomian tersebut ditopang lapangan usaha sektor pertanian yang masih menjadi pembentuk utama perekonomian Sulbar.

Struktur Perekonomian Sulbar didominasi oleh sektor pertanian, kehutanan dan perikanan. Hal ini terkonfirmasi dari pangsa lapangan usaha pertanian kehutanan dan perikanan terhadap total PDRB Sulbar tercatat sebesar 44,72 persen, kemudian diikuti oleh lapangan usaha industri pengolahan sebesar 11,16 persen.

"Tingginya pangsa kedua sektor ini dikarenakan komoditas utama Sulbar adalah kelapa sawit dan olahannya. Selanjutnya diikuti lapangan usaha perdangangan besar dan eceran, reparasi mobil dan motor sebesar 9,94 persen, lapangan usaha konstruksi sebesar 7,34 persen, lapangan usaha administrasi pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial wajib sebesar 6,37 persen," kata Zudan dalam rilis Humas Pemprov Sulbar dikutip Sabtu (10/2).

Lebih lanjut Sestama BNPP ini menyampaikan, jika ditinjau dari andil pertumbuhan yang diberikan, sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan mencatatkan andil pertumbuhan terbesar yakni sebesar 1,68 poin dari total pertumbuhan secara c-to-c.

"Hal ini sejalan dengan realisasi pertumbuhan sektoral yang mengalami kenaikan didukung oleh peningkatan aktivitas sub sektor, seperti tanah perkebunan dan perikanan," ungkapnya.

Sektor pendukung lainnya adalah industri pengolahan dengan andil pertumbuhan sebesar 1,54 poin dan kategori perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor menyumbang 0,54 poin.

Sementara itu, satu kategori lapangan usaha mengalami terkontraksi. Yakni kategori jasa keuangan dan ini memiliki andil dalam mengimbangi pembentukan pertumbuhan perekonomian.

Sementara dari sisi pengeluaran, sumber pertumbuhan ekonomi terbesar berasal dari komponen net ekspor. 

Dari prospektif regional kawasan Sulampua, pertumbuhan ekonomi Sulbar tercatat menjadi yang ketujuh tertinggi dari 14 provinsi yang ada di Sulampua pada tahun 2023.

Pertumbuhan ekonomi tertinggi terjadi di Maluku Utara yang mampu mencapai pertumbuhan sebesar 20,49 persen, disusul oleh Sulawesi Tengah yang mencapai pertumbuhan 11,91 persen. Adapun Sulbar tumbuh sebesar 5,25 persen dan pertumbuhan ekonomi ini tercatat masih lebih tinggi dibandingkan dengan tingkat pertumbuhan ekonomi nasional yang mencatatkan pertumbuhan sebesar 5,05 persen.

Kepala Biro Perekonomian dan Administrasi Pembangunan Sulbar H. Hamdani Hamdi menyampaikan bahwa perekonomian Sulbar pada tahun 2024 diperkirakan akan tumbuh lebih tinggi dari pada tahun 2023.

Percepatan pertumbuhan ekonomi Sulbar utamanya dipengaruhi oleh ketiadaan kebijakan larangan ekspor Crude Palm Oil (CPO) yang sempat diterapkan pada tahun 2022. Dari sisi lapangan usaha, sektor pertanian, kehutanan dan perikanan serta sektor industri pengolahan akan mendorong akselerasi pertumbuhan ekonomi Sulbar.

"Faktor yang mendorong kenaikan laju pertumbuhan kedua sektor tersebut adalah peningkatan kondisi komoditas kelapa sawit (TBS) dan CPO, didukung kebijakan pembebasan bea ekspor produk CPO dan produk turunannya, juga adanya peningkatan hasil perikanan tangkap turut mendorong kinerja sektoral khususnya sub sektor perikanan," ucap Hamdani.

Kedepan, katanya, Pemprov Sulbar melalui TPID terus mendorong inflasi agar tetap stabil melalui sinergi dan kolaborasi program dengan mengedepankan strategi pengendalian inflasi 4K (Keterjangkauan harga, Ketersediaan pasokan, Kelancaran distribusi, dan Komunikasi yang efektif) yang dilaksanakan secara berkelanjutan di tahun 2024.


 

Komentar Via Facebook :