Berita / Serba-Serbi /
Pengadaan Sapi Untuk Poktan Jadi Gunjingan, ini Sebabnya
Sapi digembalakan di kebun sawit. foto: ist.
Bengkulu, elaeis.co - Pengadaan sapi untuk kelompok tani (poktan) di Desa Air Kasai, Kecamatan Air Dikit, Kabupaten Mukomuko, Provinsi Bengkulu, yang dialokasikan dari Dana Desa (DD) tahun anggaran 2023 menuai kritik. Pasalnya, pengadaan sapi tersebut diduga di-mark up.
Diperoleh informasi bahwa 12 ekor dibeli dengan harga Rp 12,5 juta per ekor. Artinya total anggaran yang dihabiskan Rp 150 juta.
Tokoh pemuda setempat, Zulkifli mengatakan, sapi-sapi itu tidak memiliki surat keterangan dari pihak karantina atau petugas medis hewan sehingga tidak diketahui usia, bobot, asal usul, dan kesehatannya.
"Sapinya kurus-kurus dan kemungkinan besar masih usia remaja. Kalau harganya Rp12,5 juta, itu harusnya sapi dewasa, bukan remaja," katanya, Jumat (10/11).
Zulkifli menambahkan, program ketahanan pangan dari DD seharusnya dipergunakan untuk peningkatan produktivitas dan pendapatan masyarakat. "Jika penggunaan tidak sesuai seperti saat ini, penerima bantuan yang dirugikan. Apalagi kalau sapi sampai mati, seperti apa pertanggungjawabannya jika surat kerangan saja tidak dimiliki," tandasnya.
"Kami minta Inspektorat Daerah Mukomuko dapat memastikan penggunaan DD Air Kasai tidak merugikan negara. Dan jika ada penyelewengan, pemdes harus bisa mempertanggungjawabkannya," sambungnya.
Sementara itu, Kades Air Kasai, Sofia mengatakan bahwa pengadaan sapi program ketahanan pangan tersebut sudah sesuai prosedur. Menurutnya, harga satuan sapi yaitu Rp 12.500.000 per ekor sudah termasuk beban pajak dan biaya materai.
"Pengadaan sapi 12 ekor untuk satu kelompok tani ini sudah sesuai dengan RAB. Sapi juga sudah diserahkan ke kelompok penerima dengan jumlah anggota 20 orang," paparnya.
Kemudian saat disinggung terkait surat karantina dan keterangan petugas medis hewan, dia mengklaim sampai saat ini tengah dalam penerbitan. "Ada, suratnya saat ini sedang diurus," pungkasnya.







Komentar Via Facebook :