https://www.elaeis.co

Berita / Sumatera /

Pendapatan Pekebun Sawit Belum Bisa Diimbangi Petani lain

Pendapatan Pekebun Sawit Belum Bisa Diimbangi Petani lain

Pendapatan pekebun sawit masih lebih tinggi dibanding petani lainnya (Ilustrasi, Facebook)


Medan, Elaeis.co - Nilai tukar petani subsektor perkebunan rakyat (NTPR) di Sumatera Utara terus meningkat. NTPR bulan September tercatat 148,32, naik 3,88 persen dari bulan Agustus yang tercatat sebesar 142,78.

“Pada subsektor tanaman perkebunan rakyat, komoditas yang memberikan andil terbesar terhadap kenaikan NTPR adalah kelapa sawit, yakni sebesar 4,08 persen. Disusul karet sebesar 0,26 persen dan kakao atau coklat biji sebesar 0,08 persen,” kata Kepala Badan Pusat Statistisk (BPS) Sumut, Syech Suhaimi, kepada wartawan di Medan, Senin (4/10/2021).

Menurutnya, kenaikan NTPR terjadi karena indeks terima (It), atau bahasa awamnya keuntungan yang diperoleh petani, naik sebesar 3,98 persen. Yaitu dari 152,44 menjadi 158,50.

Di saat yang sama, indeks bayar (Ib) atau pengeluaran para petani sawit hanya naik sebesar 0,09 persen. Perubahan pada Ib terjadi karena indeks Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM) naik sebesar 0,31 persen, yaitu dari 106,66 menjadi 107,00 dan indeks kelompok konsumsi rumah tangga (IKRT) naik sebesar 0,04 persen, yaitu dari 106,79 menjadi 106,83.

Nilai tukar usaha rumah tangga (NTUP) subsektor tanaman perkebunan rakyat pada bulan September naik 3,65 persen. Sementara NTUP holtikultura naik sebesar 2,41. 

Kenaikan NTUP dari dua subsektor itu berbanding terbalik dengan tiga subsektor lainnya. NTUP tanaman pangan turun sebesar 0,01 persen, subsektor peternakan turun 0,63 persen, dan subsektor perikanan turun 0,93 persen.

“NTUP subsektor perkebunan rakyat di bulan September tercatat sebesar 148,13, sementara pada Agustus sebesar 142,91.”


 

BACA BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Komentar Via Facebook :