Berita / Kalimantan /
Pemkab Sanggau Gandeng Solidaridad Tingkatkan Kapasitas Petani
Bupati Sanggau Paolus Hadi menerima delegasi Ni-Scops. foto: Diskominfo Sanggau
Sanggau, elaeis.co - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sanggau, Kalimantan Barat, menggandeng Solidaridad untuk meningkatkan kapasitas petani demi menjaga keberlangsungan usaha perkebunan kelapa sawit di daerah tersebut.
“Saya harap dengan program bersama ini, ke depannya petani sawit kita dapat memperoleh sertifikat Indonesia Sustainable Palm Oil (ISPO) dengan produk yang bagus dan berkualitas," kata Bupati Sanggau, Paolus Hadi, melalui keterangan resmi Diskominfo Sanggau.
Akhir Februari lalu, PH, sapaan akrab Paolus Hadi menerima kunjungan delegasi National Initiatives For Sustainable And Climate-Smart Oil Palm Smallholders (Ni-Scops) untuk melihat capaian program kerja Solidaridad semenjak tahun 2019 di Kabupaten Sanggau. Delegasi itu berjumlah 27 orang yang berasal dari 6 negara yang tergabung di Solidaridad.
"Mereka ke sini mau melihat sejauh mana pembangunan perkebunan kelapa sawit yang berkelanjutan di Kabupaten Sanggau,” tuturnya.
Sementara itu, Country Manager Solidaridad Indonesia, Yeni Fitriyanti, menyampaikan, kedatangan delegasi Ni-Scops ke Bupati Sanggau bertujuan melaporkan capaian progres yang telah dicapai semenjak tahun 2019 di Kabupaten Sanggau.
“Kami menyampaikan laporan ke Pak Bupati berserta dengan donor (sponsor) dari program Ni-Scops dari kedutaan Kerajan Belanda. Di samping kedutaan Belanda, juga ada delegasi dari pemerintah Inggris, pemerintah Belgium, serta IDH global di Netherlands, Solidaridad Ghana, Solidaridad Malaysia dan India. Kami ingin sama sama belajar tentang apa yang telah dilaksanakan teman-teman di Indonesia terutama di Kabupaten Sanggau,” bebernya.
Yeni juga menyebut delegasi Ni-Scops akan melakukan kunjungan ke salah satu koperasi di Desa Sejuah, Kecamatan Kebayan, untuk melakukan pendampingan di mana area tersebut menjadi program perhutanan sosial.
“Terkait pendampingan terhadap para petani kelapa sawit, sudah kami laksanakan dengan memberikan pendampingan untuk memenuhi kebutuhan sertifikasi ISPO,” sebutnya.
Yeni berharap semua petani mandiri di Sanggau bisa ikut sertifikasi ISPO. "Sertifikat ini sangat penting bagi petani mandiri. Sertifikasi ISPO diwajibkan oleh pemerintah Indonesia supaya para petani bisa berkebun sawit secara baik, tidak merusak lingkungan dan tetap bisa menjaga habitat di sekitarnya, melakukan sistim pengairan yang baik, serta mendapatkan bibit sawit yang baik dan bersertifikat sehingga nanti dapat meningkatkan sistem produksi petani sawit,” paparnya.
Kepala Disbunnak Sanggau, H Syafriansyah mengatakan bahwa delegasi Ni-Scops sudah 4 tahun terakhir ini rutin melakukan studi banding ke Kabupaten Sanggau.
“Mereka juga melakukan pendampingan untuk petani mandiri dan sudah melaksanakan pendampingan di beberapa kecamatan yaitu di Kecamatan Kapuas, Parindu, Mukok dan Kembayan. Kita berharap kunjungan mereka dapat dilanjutkan di beberapa kecamatan lain yang belum dikunjungi,” sebutnya.
Menurutnya, fokus delegasi Ni-Scops adalah pengembangan kemampuan sumber daya manusia petani sawit, mulai dari proses pengurusan izin, kelengkapan izin, perbaikan tata kelola, sampai pemasaran dari hasil perkebunan kelapa sawit.
“Pemkab Sanggau sangat mendukung program tersebut, dan bupati telah mengajukan raperda tentang peraturan perkebunan kelapa sawit berkelanjutan. Mungkin tidak lama lagi akan terbit peraturan bupati mengenai rencana aksi daerah kebun kelapa sawit berkelanjutan, ini merupakan bentuk dukungan pemkab yang sangat konkrit,” pungkasnya.







Komentar Via Facebook :