Berita / Sumatera /
Pemda Diminta Ikut Cari Pembeli CPO, Bukan Paksa PKS Beli TBS
Tangki CPO di PKS penuh karena belum laku. Foto: Jos/elaeis.co
Bengkulu, elaeis.co - Pabrik kelapa sawit (PKS) di Provinsi Bengkulu saat ini membeli tandan buah segar (TBS) kelapa sawit di bawah harga ketetapan pemerintah. Yakni antara Rp 960/kg hingga Rp 1.160/kg. Rendahnya harga pembelian tersebut diklaim karena minyak sawit mentah (CPO) belum laku.
Asisten Kepala PT Karya Sawitindo Mas (KSM), Robert Indrianto mengatakan, banyak PKS di Bengkulu kesulitan menjual CPO meskipun pemerintah telah membuka keran ekspor CPO kembali. Beberapa PKS bahkan telah mengalami kerugian akibat minimnya penjualan CPO.
"Sudah ada PKS yang tutup karena rugi, sebagian lainnya tetap operasi tetapi membeli TBS di bawah harga ketetapan Tim Penetapan Harga TBS Provinsi Bengkulu," katanya, kemarin.
Menurutnya, PKS tidak mungkin membeli TBS sesuai harga ketetapan disbun sementara harga CPO setiap harinya terus mengalami perubahan. Bahkan saat ini harga CPO telah menyentuh Rp 8.250/kg menurun dibandingkan sebelumnya yang masih mencapai Rp 9.200/kg.
"PKS jelas rugi jika harus membeli TBS sesuai harga ketetapan. Harga CPO terus menurun, sementara CPO di sejumlah PKS belum laku," ujarnya.
Ia mengatakan, jika petani ingin PKS membeli TBS sesuai harga ketetapan, setidaknya pemerintah daerah ikut membantu PKS dan bukan malah memaksa PKS menyerap TBS.
Menurutnya, pemerintah daerah harus berkoordinasi dengan pemerintah pusat agar CPO di daerah segera diserap. Jika CPO tidak diserap, maka PKS akan mengalami kerugian lebih dalam lagi.
"Minimal pemda ikut membantu PKS mencari buyer CPO. Sampai saat ini belum ada pembeli yang berminat karena pasokan CPO melimpah, tidak hanya di Bengkulu namun juga di sejumlah daerah di Indonesia," tutupnya.







Komentar Via Facebook :