Berita / Sumatera /
Pelaksanaan PSR Tertunda Setengah Tahun Gara-gara Masalah ini
Tanaman sawit tua ditumbangkan dan dicincang menggunakan alat berat. foto: ist.
Bengkulu, elaeis.co - Sejumlah petani kelapa sawit di Kabupaten Bengkulu Tengah, Bengkulu, mempertanyakan kelanjutan program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR). Berbulan-bulan menunggu, tapi kebunnya belum juga di-replanting.
Ketua DPRD Kabupaten Bengkulu Tengah, Budi Suryantono mengatakan, dalam waktu dekat pihaknya akan memanggil Dinas Pertanian Bengkulu Tengah untuk menanyakan progres replanting.
"Sejumlah petani sawit mengadu telah dijanjikan replanting oleh Dinas Pertanian Bengkulu Tengah enam bulan lalu, namun program tersebut tak kunjung dirasakan. Makanya kita akan panggil orang Dinas Pertanian Bengkulu Tengah," kata Budi, Minggu (22/1).
Menurutnya, jika program tersebut mengalami kendala, pihaknya meminta agar Dinas Pertanian Bengkulu Tengah bisa memberikan penjelasan. Sebab petani kelapa sawit banyak yang telah menantikan program replanting kelapa sawit ini.
"Jangan diam, tapi jelaskan kepada masyarakat, agar mereka juga memahami kondisi sebenarnya. Kasihan warga kita ini, seperti di-PHP," kata Budi.
Oleh sebab itu, Budi akan segera memanggil Dinas Pertanian untuk mendapatkan penjelasan terkait masalah yang terjadi. Sehingga permasalahan tertundanya program replanting ini bisa diketahui.
"Dalam waktu dekat, saya akan berkoordinasi dengan komisi II untuk memanggil Dinas Pertanian," tukasnya.
Terpisah, Kepala Dinas Pertanian Bengkulu Tengah, Endang Sumantri menjelaskan, program replanting tersebut sudah berjalan namun terkendala alat berat yang rusak. Sehingga pelaksanaan replanting seluas 173 hektar menjadi tertunda.
"Tapi sebagian program replanting sudah jalan dan sudah 40 hektar lahan yang tumbang chipping. Cuma sekarang berhenti karena alat berat rusak, kita masih menunggu alat berat pengganti dari Kabupaten Seluma," jelasnya.
Selain akibat alat berat yang rusak, kegiatan replanting juga tertunda akibat hujan yang terjadi beberapa hari terakhir. Sehingga mempersulit alat berat untuk beroperasi di lahan perkebunan kelapa sawit milik petani.
"Kita sulit membawa alat berat masuk ke dalam kebun, rata-rata lokasi kebun yang di-replanting jauh dari jalan utama," tutupnya.







Komentar Via Facebook :