Berita / Sumatera /
Pandemi Tak Jadi Penghalang Menuju Siak Hijau
Bupati Siak Alfedri saat berada di Taman Nasional Zamrud.
Siak, Elaeis.co - Pemerintah Daerah Kabupaten Siak tetap berkomitmen mewujudkan Kabupaten Siak Hijau meski di tengah Pandemi Covid-19.
Konservasi dan restorasi di lahan gambut pun terus dikembangkan sebagai tindak lanjut dari program Siak Hijau.�
�Di Siak punya nilai kekayaan gambut terbesar di Sumatra, tentu saja pengembangan kita ke depan terhadap restorasi lahan gambut ini,� kata Bupati Siak Alfedri kepada Elaeis.co, Rabu (15/9).
Alfedri menjelaskan, 57 persen dari total luas wilayah Kabupaten Siak merupakan lahan gambut, dan 21 persen dari total lahan gambut itu merupakan lahan gambut dengan kedalaman 5-12 meter.
�Salah satu fokus untuk mewujudkan daerah lestari yang kami cantumkan dalam visi misi kami (Alfedri-Husni), yaitu fokus pada komoditas unggulan kabupaten serta upaya untuk mengatasi dan pencegahan Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla),� kata Alfedri.
Maka itu pula Kabupaten Siak bergabung di Lingkar Temu Kabupaten Lestari (LTKL) di 2018. Bergabungnya Siak di organisasi itu juga sebagai komitmen pemerintah daerah untuk mewujudkan Siak Hijau.�
�Kebijakan Siak Hijau ini juga telah kita tuangkan ke dalam Peraturan Bupati Nomor 22 tahun 2018 tentang inisiatif Siak Hijau yang berfokus pada konservasi, perkebunan, industri dan permukiman,� kata dia.�
Lebih lanjut Alfedri menerangkan, pihaknya akan terus berkomitmen untuk menjaga kelestarian alam melalui deklarasi Siak Hijau. Meski saat ini masa pandemi Covid 19, tindak lanjut program Siak Hijau tetap diwujudkan.�
"Mewujudkan Siak Hijau pada masa pandemi Covid 19 ini tentu dengan berbagai inisiatif, seperti mendorong masyarakat kampung untuk memanfaatkan ekosistem lingkungan tanpa merusak lingkungan,� kata dia.
Saat ini paradigma masyarakat Siak juga sudah berangsur berubah dari cara semula membuka lahan dengan membakar, kini tidak lagi.
�Lahan yang bisa dimanfaatkan untuk ekowisata juga mulai bermunculan. Seperti di Kampung Dayun, masyarakat bersama pemerintahan kampung di sana memanfaatkan embung Karhutla untuk menjadi destinasi, saat ini sangat berkembang,� kata dia.�







Komentar Via Facebook :