Berita / Nusantara /
Pacu Inovasi Sawit, ITS Raih Pendanaan GRS Rp 10 Miliar
Para peneliti ITS menghadiri penandatanganan kerja sama GRS dengan BPDPKS. foto: ITS
Surabaya, elaeis.co - Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya terus berpartisipasi dalam bidang riset kelapa sawit. Melalui enam judul penelitian yang berkontribusi dalam mendukung keberlanjutan sektor perkebunan sawit nasional, ITS berhasil memperoleh pendanaan sebesar Rp 10 miliar pada Grant Riset Sawit (GRS) 2024.
Direktur Riset dan Pengabdian Kepada Masyarakat (DRPM) ITS Fadlilatul Taufany PhD menyebutkan bahwa GRS merupakan program penelitian dan pengembangan sawit yang dikelola oleh Badan Pengelola Dana Perkebunan Sawit Nasional (BPDPKS). Program dukungan pendanaan ini bertujuan untuk meningkatkan produktivitas dan mendorong penciptaan produk kelapa sawit melalui penelitian dan pengembangan kelapa sawit.
Dosen Departemen Teknik Kimia ITS tersebut menambahkan, selama ini ITS terus mempertahankan prestasinya dalam bidang riset kelapa sawit. Keberhasilan ini terbukti dari perolehan pendanaan sejak dua tahun lalu berkat komitmen ITS dalam pengembangan riset sawit. “Tahun ini ITS konsisten dengan raihan pendanaannya pada tiga bidang utama yakni industri, inovasi dan infrastruktur,” sebutnya dalam keterangan resmi Humas ITS, kemarin.
Dalam ketiga bidang tersebut, ITS menunjukkan perannya dalam riset kelapa sawit lewat enam judul penelitian yang mendukung lima poin dalam Sustainable Development Goals (SDGs). Salah satu pendanaan diperoleh dari implementasi SDGs ke-9 dengan riset yang berjudul Electric Screw Propeller sebagai Kendaraan Angkut Tandan Buah Segar Sawit di Lahan Gambut. “Kendaraan itu dapat meningkatkan efisiensi transportasi hasil pertanian di lahan gambut,” tambahnya.
Pendanaan yang tersebar di berbagai bidang ini menjadi motor penggerak bagi realisasi penelitian yang dikembangkan ITS. Berlaku mulai bulan November 2024 hingga November 2025, dana GRS tersebut dimanfaatkan untuk pengadaan alat dan bahan riset. "Pendanaan ini juga memaksimalkan kelancaran operasional institusi dan memastikan setiap penelitian dapat memberikan dampak menyeluruh," jelasnya.
Di sisi lain, peran ITS untuk memaksimalkan pendanaan GRS adalah dengan pemberian perlindungan hukum hasil penelitian melalui Hak Kekayaan Intelektual (HKI). Pengakuan HKI juga dapat mendorong inovasi dan kreativitas yang lebih luas. “Karena peneliti telah mendapatkan pengakuan dan hak eksklusif dari hasil riset yang dikembangkan,” terang Taufany.
Berbagai upaya tersebut menunjukkan komitmen ITS dalam mendorong penelitian yang berkualitas serta menyediakan wadah bagi proyek penelitian yang berpotensi untuk dikembangkan secara luas. Melalui upaya itu, Anggota Laboratorium Perpindahan Panas dan Massa itu berharap agar sivitas akademika ITS dapat lebih banyak melahirkan karya yang mampu meningkatkan efisiensi produksi, keberlanjutan, serta daya saing industri sawit Indonesia di pasar global.







Komentar Via Facebook :