https://www.elaeis.co

Berita / Kalimantan /

Mulai Marak, Kebun Sawit Warga Paling Banyak Terbakar di Kayong Utara

Mulai Marak, Kebun Sawit Warga Paling Banyak Terbakar di Kayong Utara

Regu pemadam melakukan pendinginan di lokasi karhutla. foto: MC Kayong Utara


Sukadana, elaeis.co - Memasuki musim kemarau, kasus kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di wilayah Kabupaten Kayong Utara, Kalimantan Barat, mulai marak.

Berdasarkan data penanganan bencana kebakaran hutan dan lahan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kayong Utara, akhir-akhir ini ada enam kasus karhutla yang melanda daerah itu.
Di Dusun Sungai Mengkuang, Desa Pangkalan Buton, Kecamatan Sukadana, kebakaran menghanguskan area/lahan kurang lebih 0,6 hektar. Kemudian, kebakaran lahan di Trans SP3 TR15 Desa Banyu Abang, Kecamatan Teluk Batang, seluas kurang lebih 2,5 hektar.

Selanjutnya karhutla di Desa Banyu Abang, Kecamatan Teluk Batang, tepatnya di UPT 9 dengan area/lahan yang hangus seluas kurang lebih 2 hektar.
Lalu di Desa Harapan Mulia, Kecamatan Sukadana, yang menghanguskan kurang lebih 1 hektar.

Karhutla juga terjadi di Dusun Tanjung Gunung, Desa Sejahtera, Kecamatan Sukadana, dengan luas yang terbakar kurang lebih 0,396 hektar. Terakhir dan paling luas, yakni karhutla seluas 7,9 hektar di Desa Sungai Mata-mata Trans SP 3, Kecamatan Simpang Hilir, pada 1 Agustus 2023.

"Di beberapa lokasi, seperti Mengkuang dan 
Sungai Mata-mata, karhutla bahkan terjadi beberapa kali di lahan yang sama. Tapi saat ini semua sudah berhasil dipadamkan tim gabungan," kata Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Kayong Utara, Rahadi, dalam keterangan resminya, Kamis (3/8).

Dia menyebutkan bahwa beberapa kasus karhutla yang terjadi di wilayah Kabupaten Kayong Utara disebabkan cuaca panas sehingga potensi terjadinya kebakaran akibat keringnya lahan sangat tinggi.
"Beberapa kasus kebakaran terjadi di daerah yang sulit dijangkau. Dan kalau dilihat lokasinya, ada beberapa titik yang berdampingan dengan area lahan perusahaan perkebunan sawit," jelasnya.

Dia melanjutkan, rata-rata lahan yang terbakar adalah kebun sawit milik masyarakat dan lahan masyarakat yang berbatasan dengan kebun sawit perusahaan. Namun, untuk lahan milik perusahaan sejauh ini belum ditemukan kasus karhutla.

"Rata-rata kasus kebakaran yang terjadi berada di lahan yang berbatasan dengan kebun sawit perusahaan, tapi kawasan perusahaan belum ada ditemui karhutla karena ada parit besar. Selain itu, perusahaan juga dilengkapi dengan sarana dan prasarana memadai, hingga sampai saat ini aman," terangnya.

Terkait penanganan di lapangan, diakuinya petugas seringkali menemukan kendala baik itu lokasi yang sulit dijangkau serta sarana dan prasarana yang kurang memadai. Sementara untuk personil, pihaknya merasa cukup dengan skala yang pernah terjadi kasus kebakaran.

"Sejauh ini kendala yang kita hadapi di lapangan adalah kekurangan armada. Kalaupun ada kondisinya sudah tua. Selain itu, peralatan sebelum sampai lokasi harus dibetulkan dulu supaya bisa dipakai," ujarnya.


 

BACA BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Komentar Via Facebook :