Bengkulu, elaeis.co - Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) Bengkulu mendukung Pemkab Bengkulu Selatan yang telah mulai membangun pabrik CPO mini. Usaha tersebut diharapkan dapat meningkatkan pendapatan para petani setempat.

Ketua DPD Apkasindo Bengkulu, A Jakfar mengatakan, inisiatif Pemkab Bengkulu Selatan ini harus menjadi contoh bagi pemerintah daerah lainnya di Bengkulu dalam upaya meningkatkan taraf hidup petani.

"Kita mengapresiasi langkah tersebut, semoga pemerintah daerah lainnya juga bisa mendirikan pabrik serupa," kata Jakfar, kemarin.

Menurutnya, mendirikan pabrik CPO mini sebenarnya bukan pekerjaan berat jika pemerintah daerah punya kemauan. Biaya untuk mendirikan pabrik CPO mini tidaklah mahal. Dengan modal Rp 100 juta hingga Rp 200 juta, sudah bisa mendirikan pabrik ini.

"Petani juga bisa mendirikan pabrik CPO mini dengan membentuk koperasi, modal Rp 100 juta sudah bisa bikin pabrik skala kecil. Biaya produksinya lebih murah 15% sampai 20% dari pabrik CPO skala besar. Sehingga petani kelapa sawit akan lebih hemat biaya dalam proses produksinya," sebutnya.

"Inilah yang kita harapkan. Kalau dulu petani hanya menjual TBS kelapa sawit, saat ini orientasinya harus diarahkan untuk menjual CPO," tambahnya.

Ia mengatakan, permintaan CPO saat ini terus mengalami kenaikan. Petani kelapa sawit harus menyatukan langkah sehingga nanti CPO di Bengkulu banyak dihasilkan oleh pabrik-pabrik milik petani di desa-desa.

"Petani harus bersatu memanfaatkan momentum. 
Bentuk koperasi petani sawit untuk memperkuat permodalan sekaligus kepengurusan pabrik CPO mini," ujarnya.

Jika pabrik telah berdiri, koperasi nantinya bisa menampung seluruh TBS kelapa sawit milik petani. Harga TBS yang dibeli juga sesuai dengan harga yang ditetapkan oleh pemerintah. Sehingga petani tidak akan merasa dirugikan lagi seperti yang dilakukan oleh pabrik kelapa sawit saat ini.

"Hadirnya pabrik CPO mini bisa membuat harga TBS kelapa sawit terlindungi. Petani tak perlu repot bermitra dengan perusahaan," tutupnya.