https://www.elaeis.co

Berita / Default /

Melejit 167%, Perdagangan Saham Emiten Sawit ini Kena Suspensi

Melejit 167%, Perdagangan Saham Emiten Sawit ini Kena Suspensi

Papan pergerakan harga saham di BEI. Foto: ist.


Jakarta, elaeis.co - Saham PT Eagle High Plantations Tbk. (IDX: BWPT) mengalami peningkatan harga kumulatif yang signifikan. Menindaklanjuti hal ini, Bursa Efek Indonesia (BEI) melakukan suspensi perdagangan terhadap saham BWPT.

Suspensi atas perdagangan saham BWPT dilakukan BEI mulai sesi I perdagangan Kamis (21/8) lalu.

“Dalam rangka cooling down dan sebagai bentuk perlindungan bagi investor, BEI memandang perlu untuk melakukan suspensi atau penghentian sementara perdagangan saham BWPT pada perdagangan tanggal 21 Agustus 2025,” demikian isi pengumuman yang dikeluarkan BEI dikutip Sabtu (23/8).

Suspensi atau penghentian sementara perdagangan emiten Grup Rajawali terafiliasi Peter Sondakh tersebut dilakukan di Pasar Reguler dan Pasar Tunai. Tujuannya ialah memberikan waktu yang memadai bagi pelaku pasar untuk mempertimbangkan secara matang berdasarkan informasi yang ada dalam setiap pengambilan keputusan investasinya di saham BWPT.

“Para pihak yang berkepentingan diharapkan untuk selalu memperhatikan keterbukaan informasi yang disampaikan oleh perseroan,” demikian imbauan pihak BEI.

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia, harga saham BWPT terpantau melesat 19,23% atau 25 poin ke level Rp155 per lembar pada penutupan perdagangan Rabu (20/8). Dalam sebulan terakhir, saham BWPT tercatat melonjak 42,20%, dan sepanjang tahun berjalan 2025 saham emiten sawit itu melambung hingga 167,24%.

Saham BWPT sebelumnya masuk radar pemantauan BEI setelah terjadi pergerakan harga saham dan pola transaksi yang di luar kebiasaan (Unusual Market Activity/UMA). Mengutip keterbukaan informasi BEI pada 30 Juli 2025, saham BWPT mengalami peningkatan harga saham di luar kebiasaan, dan BEI pun tengah mencermati perkembangan pola transaksi saham tersebut. 

“Pengumuman UMA tidak serta merta menunjukkan adanya pelanggaran terhadap peraturan perundang-undangan di bidang pasar modal. Namun bursa tengah mencermati perkembangan pola transaksi saham BWPT,” ujar Kepala Divisi Pengawasan Transaksi BEI Yulianto Aji Sadono dalam keterangannya.

Dia menghimbau para investor untuk memperhatikan jawaban manajemen BWPT atas permintaan konfirmasi BEI serta mencermati kinerja dan keterbukaan informasi BWPT. Kemudian diharapkan agar investor mengkaji kembali rencana aksi korporasi apabila BWPT belum mendapatkan persetujuan rapat umum pemegang saham (RUPS).

Informasi laporan keuangan terakhir BWPT dipublikasikan melalui website BEI lewat keterbukaan informasi pada tanggal 30 Juli 2025. Mengutip laporan keuangan BWPT Semester I/2025, pendapatan usaha tercatat mencapai Rp2,77 triliun atau meningkat 38,07% year-on-year (YoY) dari Rp2,012 triliun pada semester I/2024.

Berdasarkan produk, pendapatan BWPT per Juni 2025 berasal dari minyak kelapa sawit Rp2,41 triliun, inti kernel Rp324,04 miliar, dan tandan buah segar (TBS) Rp34,85 miliar. Penjualan produk tersebut meningkat dari perolehan pada semester I/2024, masing-masing senilai Rp1,84 triliun, Rp149,65 miliar, dan Rp20,61 miliar.

Beban pokok penjualan meningkat menjadi Rp1,99 triliun per Juni 2025 dari sebelumnya Rp1,41 triliun. Namun, BWPT masih menghimpun lonjakan laba bruto menjadi Rp780,14 miliar dari Rp596,06 miliar per Juni 2024. Laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp171,88 miliar pada semester I/2025. Laba bersih tersebut naik 43,58% dari sebelumnya Rp119,70 miliar.

Laba per saham pun meningkat menjadi Rp5,52 dibandingkan Rp3,85 per Juni 2024. Di sisi lain, BWPT meningkatkan ekuitas dan memangkas liabilitas per Juni 2025. Ekuitas mencapai Rp2,62 triliun pada semester I/2025, naik dari Rp2,45 triliun pada akhir tahun lalu. Liabilitas BWPT berkurang menjadi Rp7 triliun dari sebelumnya Rp7,34 triliun. Sedangkan total aset pada semester I/2025 tercatat mencapai Rp9,63 triliun.


 

BACA BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Komentar Via Facebook :