Berita / Sumatera /
Malaysia Diundang Investasi di Daerah ini
Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah menjamu Menteri Perusahaan Perladangan dan Komoditi Malaysia YB Zuraida Komarudin di Balai Raya Semarak. Foto: Jos/Elaeis.co
Bengkulu, elaeis.co - Pemerintah Provinsi Bengkulu mengajak investor dari Malaysia untuk menanamkan modalnya di daerah itu.
Ajakan tersebut disampaikan langsung oleh Gubernur Bengkulu, Dr H Rohidin Mersyah, saat menerima kunjungan dari Menteri Perusahaan Perladangan dan Komoditi Malaysia, YB Zuraidah Kamarudin, di Balai Raya Semarak Kota Bengkulu, Sabtu (16/7) siang.
Rohidin mengatakan, berinvestasi di Bengkulu sangat menjanjikan karena didukung oleh sejumlah keunggulan yang ditawarkan. Mulai dari tersedianya pasokan komoditas pertanian yang cukup besar seperti kelapa sawit, karet, dan kopi, serta tersedianya tenaga kerja dan dukungan infrastruktur seperti listrik, bandara, dan pelabuhan.
Ia menjelaskan bahwa Bengkulu memiliki luas perkebunan kelapa sawit mencapai 213.734 hektare (ha) dengan produksi sebesar 770.316 ton. Selain itu, Bengkulu juga memiliki perkebunan karet mencapai 60 ribu ha, perkebunan kopi Robusta seluas 86.746 ha, serta kopi Arabika 3.734 ha.
"Luasnya perkebunan kelapa sawit, karet, dan kopi menghasilkan produksi yang cukup besar. Namun produksi yang besar belum dikelola dengan maksimal, hanya sebatas menjadi bahan baku setengah jadi," tutur Rohidin.
Dia mencontohkan, tandan buah segar (TBS) kelapa sawit di Bengkulu hanya bisa dijadikan minyak sawit mentah atau Crude Palm Oil (CPO). Pabrik pengelolaan CPO menjadi produk turunan seperti minyak goreng, sabun, coklat, dan lainnya, belum ada di sana.
Situasi yang sama juga terjadi pada komoditas karet yang produk akhirnya baru sebatas menjadi karet lateks.
"Saya pikir perlu ada pabrik pengelolaan CPO di Bengkulu seperti pabrik minyak goreng dan pabrik ban," sebutnya.
Selain komoditas dan infrastruktur, menurutnya, iklim investasi di Bengkulu sangat kondusif karena termasuk salah satu daerah di Indonesia yang sangat aman dan jarang terjadi konflik.
"Proses perizinan di daerah juga sangat ramah investor, sangat mudah dan cepat," tukasnya.
Mendengar paparan itu, Zuraida mengaku tertarik dan akan membicarakannya dengan perusahaan milik negara tersebut.
"Perusahaan milik negara kami memang tengah menggencarkan kegiatan investasi di luar negeri, salah satunya di Indonesia. Alhamdulillah Bengkulu sangat mendukung kegiatan investasi, kami ke depan akan mencoba untuk berinvestasi di daerah ini," katanya.
Diantara sektor usaha yang disasar oleh BUMN Malaysia di Bengkulu adalah pengolahan CPO dan pemanfaatan kayu karet.
"Kami akan mencoba bangun pabrik minyak makan dan pemanfaatan kayu tanaman karet yang selama ini tidak digunakan dengan baik oleh masyarakat," tutupnya.







Komentar Via Facebook :