https://www.elaeis.co

Berita / Nusantara /

Majukan Kualitas SDM Indonesia Timur, Unsultra Siap Didik Penerima Beasiswa Sawit

Majukan Kualitas SDM Indonesia Timur, Unsultra Siap Didik Penerima Beasiswa Sawit

Foto bersama usai melakukan MoU dan MoA antara Unsultra dengan Aspekpir Sultra. foto: Humas Unsultra


Kendari, elaeis.co - Universitas Sulawesi Tenggara (Unsultra) terus meningkatkan jaringan kerja sama dengan berbagai pihak untuk memajukan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang mumpuni dan profesional dalam berbagai sektor utamanya perkebunan kelapa sawit di Indonesia Timur khususnya di Sulawesi Tenggara.

Salah satunya diwujudkan dengan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) antara Dekan Fakultas Teknologi Ilmu Pertanian Unsultra Dr Haidir Amin MSi dengan Ketua Asosiasi Petani Kelapa Sawit Perusahaan Inti Rakyat (aspekpir) Sultra, Ir Achmad AS.

Dilakukan juga penandatanganan Memorandum of Agreement (MoA) antara Aspekpir Sultra dengan Prodi Agribisnis, Prodi Peternakan, Prodi Teknologi Hasil Pertanian dan Prodi Teknik Mesin Unsultra.

Rektor Unsultra Prof. Dr Andi Bahrun mengatakan, penandatanganan MoU dan MoA tersebut merupakan tindak lanjut dari MoU yang telah dilakukan Unsultra dengan Aspekpir sebelumnya. Salah satu implementasi dari kegiatan itu, pihaknya mengusulkan proposal ke Direktur Utama Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) untuk mendapatkan pendanaan bentuk program pengembangan SDM perkebunan kelapa sawit Indonesia khususnya di Sultra.

“Saat ini kami sedang menunggu hasil penilaian dari tim penilai proposal yang dibentuk oleh BPDPKS dan prodi yang dijadikan induknya adalah Agribisnis. Tentu ini bagian dari komitmen Unsultra untuk berkontribusi dalam pengembangan SDM perkebunan kelapa sawit, dengan harapan agar ada perguruan tinggi di kawasan Indonesia Timur yang berperan untuk kemajuan SDM perkebunan kelapa sawit,” jelasnya dalam rilis Humas Unsulbar dikutip Kamis (25/1).

Ketua Perhimpunan Meteorologi Pertanian Indonesia (PERHIMPI) Sultra itu menyebut, pihaknya ingin menunjukkan Unsultra betul-betul komitmen dan serius dalam upaya pengembangan SDM perkebunan khususnya penerima beasiswa sawit. Ia juga mengharapkan kepada para pimpinan Fakultas dan Prodi agar terus mempersiapkan segala sesuatu khususnya sarana prasarana, SDM tenaga pengajar, kurikulum dan bahan ajar agar ketika lolos dan diberikan kepercayaan mengelola program pengembangan SDM Perkebunan Kelapa Sawit.

"Unsultra akan melaksanakan sesuai dengan harapan dan bahkan diupayakan melampaui dari harapan pemberi dana yaitu BPDPKS," tukasnya.

“Insya Allah dalam waktu dekat ini saya sudah membuat perjanjian dengan Aspekpir untuk melakukan meeting lanjutan guna membahas persiapan-persiapan tentang program peningkatan SDM perkebunan kelapa sawit ini. Kami berharap proposal yang diusulkan ke BPDPKS bisa lolos. Jika kami berhasil lolos maka Unsultra menjadi perguruan tinggi ke 15 di Indonesia yang mendapatkan kepercayaan pengelolaan program pengembangan SDM perkebunan kelapa sawit. Kami ingin mengambil bagian dalam pengelolaan sawit mulai dari hulu sampai hilir terutama untuk peningkatan kualitas SDM dan nilai tambah produk,” paparnya.

Ketua Aspekpir Indonesia, Setiyono mengaku siap berkolaborasi dengan Unsultra untuk mendukung pengembangan SDM perkebunan kelapa sawit Indonesia khususnya di Sultra. Ia sangat berterima kasih kepada Rektor Unsultra dan civitas akademika mendukung dan bekerja sama dalam memajukan perkelapa sawitan di Indonesia.

“Saya sampaikan bahwa kami siap berkolaborasi dengan Unsultra supaya perkelapa sawitan terutama SDM petani-petani terutama anak petani kelapa sawit yang ada di Sulawesi Tenggara khususnya dan di Indonesia pada umumnya bisa mendapatkan jalur khusus untuk melanjutkan pendidikannya terutama di Unsultra. Saya sangat bangga dan berterima kasih atas kerjasama ini mudah-mudahan semua dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan apa yang kita harapkan,” harapnya.

Ketua Aspekpir Sultra, Achmad mengungkapkan, kerja sama tersebut merupakan langkah untuk pengembangan SDM perkebunan kelapa sawit di Sultra. "Saat ini produktivitasnya masih rendah dikarenakan keterampilan dan skill pengembangan manajerial perkebunan masih rendah sehingga membutuhkan pihak akademisi maupun asosiasi untuk bekerja sama untuk meningkatkan kualitas SDM agar peningkatan produksi bisa tercapai," tandasnya.

Dia berharap apa yang dituangkan dalam perjanjian ini bisa segera diimplementasikan karena memang dibutuhkan oleh dunia persawitan seperti pemerintah, asosiasi, petani dan masyarakat maupun petani inti dan plasma yang dibutuhkan untuk pengembangan SDM.

"Ke depannya harapan kami bisa diimplementasikan untuk peningkatan produksi dan mutu ke lelapa sawit yang sekarang produksinya masih di bawah 20 ton pertahun dan perhektar untuk Sultra sementara standarnya itu harus 32 ton pertahun perhektar,” ujarnya.


 

BACA BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Komentar Via Facebook :