Berita / Sumatera /

Ketimbang Bibit Unggul, Petani Pilih Beli Beras

Ketimbang Bibit Unggul, Petani Pilih Beli Beras

Petani menangkarkan bibit sawit secara mandiri. foto: ist.


Bengkulu, elaeis.co - Petani kelapa sawit di Kabupaten Bengkulu Tengah kebanyakan mengandalkan pasokan bibit yang ditangkarkan secara mandiri. Hal itu dilakukan mengingat harga bibit sawit unggul cukup mahal, hingga Rp 30 ribu per batang.

Seorang letani sawit di Kabupaten Bengkulu Tengah, Husni mengatakan, semua tanaman sawit di kebunnya adalah hasil penyemaian sendiri.

"Kalau mau membeli bibit, berat. Sudahlah mahal, itupun belum tentu terjamin kualitasnya," kata Husni, kemarin.

Dia berkata seperti itu karena sudah melihat sendiri buktinya. "Tetangga saya ada yang membeli bibit sawit, namun sudah memasuki usia 5 tahun belum juga berbuah. Padahal penjual bibit menyebut kalau itu adalah varietas unggul," ungkapnya.

Sebaliknya, ada petani yang melakukan penyemaian bibit secara mandiri, hasilnya kurang dari 4 tahun sudah berbuah. "Makanya saya heran. Sebab bibit hasil penyemaian sendiri berasal dari pohon kelapa sawit biasa juga, diambil di kebun. Itu malah cepat menghasilkan, kan aneh," ucapnya.

Ia mengaku, dari pada harus membeli bibit kelapa sawit hingga Rp 30 ribu per batang, lebih baik dirinya membeli beras untuk keluarga di rumah.

"Sebab dengan harga bibit segitu, saya bisa membeli dua kilogram beras," tandasnya.
 

Komentar Via Facebook :