Bengkulu, elaeis.co - Petani di Provinsi Bengkulu diminta menerapkan praktik budi daya yamg baik dalam berkebun sawit. Kesalahan dalam membudidayakan kelapa sawit akan berdampak pada produksi. Akibatnya pekerjaan yang dilakukan petani hanya membuang-buang waktu.

Kepala Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Bengkulu, Ricky Gunarwan mengatakan, pihaknya memiliki standar yang sebaiknya diikuti oleh petani kelapa sawit. Standar tersebut jika diterapkan dengan baik maka bisa meningkatkan hasil produksi kelapa sawit.

"Kita punya standar yang telah direkomendasikan ke petani di daerah, kalau itu diikuti pasti petani bisa sukses dalam budi daya tanaman kelapa sawit," kata Ricky, kemarin (21/1).

Standar yang dibuat itu mulai dari tahap penyediaan bibit sampai tanaman tersebut menghasilkan buah. "Tujuan dibuatnya standar itu tak lain agar petani semakin sukses," ungkapnya.

Ia menjelaskan, salah satu standar yang diberikan oleh pihaknya ke petani sawit yakni harus menggunakan bibit unggul. Tapi berdasarkan catatan pihaknya, hanya 50 persen petani di daerah yang menerapkan standar ini. "Sisanya pakai bibit asalan," ujarnya.

Tidak hanya itu, untuk standar pemupukan pun, petani di Bengkulu banyak yang tidak mengikuti anjuran yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Di mana rata-rata petani memakai dosis yang tidak tepat untuk setiap pohon kelapa sawit.

"Kita menemukan ada juga petani yang memakai dosis pemupukan yang tidak sesuai anjuran kita, idealnya kalau sudah berumur 3 tahun itu harus 1,5 kilogram per batang, tapi petani kita malah 0,5 kilogram," ungkapnya.

Ia berharap, petani di Bengkulu bisa berkebun sawit sesuai anjuran yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Sehingga produksi tanaman kelapa sawit bisa meningkat.

"Kalau mereka bisa ikut standar kita, maka pasti kebun kelapa sawitnya berbuah lebat," tutupnya.