Berita / Nusantara /
Karat Daun Turunkan Kualitas Bibit Sawit, Begini Cara Mengatasinya
 
                Bibit sawit yang kena serangan penyakit karat daun. foto: Disbunnak Kalbar
Pontianak, elaeis.co - Pembibitan memiliki peran penting pada perkebunan atau budi daya tanaman. Pembibitan yang baik akan menentukan hasil produksi.
Pengawas Benih Tanaman UPT Pengawasan dan Sertifikasi Benih Perkebunan Dinas Perkebunan dan Peternakan (disbunnak) Provinsi Kalimantan Barat, Eko Raharjo MSi, mengatakan, tujuan dari pembibitan tanaman kelapa sawit adalah untuk memastikan bahwa bibit yang ditanam di lapangan adalah bibit yang sesuai dengan standar dan prosedur manajemen kebun.
"Diharapkan dapat menghasilkan bibit berkualitas tinggi yang harus tersedia pada saat penyiapan lahan tanam sudah selesai," jelasnya dalam keterangan resmi Disbunnak Kalbar.
Menurutnya, para pekebun, penangkar, atau produsen benih kelapa sawit, kerap menghadapi serangan penyakit baik di pre nursery maupun di main nursery. Salah satu momok yang menyebabkan penangkar tidak optimal dalam menyediakan benih yang bermutu adalah serangan penyakit karat daun.
"Ini adalah salah satu penyakit utama pada pembibitan kelapa sawit yang disebabkan serangan beberapa spesies jamur patogenik seperti curvularia eragrostidis, curvularia sp, drechslerahalodes, cochliobolus carbonus, cochliobolus sp, dan pestalotiopsis sp," sebutnya.
Jamur-jamur tersebut menyebar dengan spora yang terbawa hembusan angin, percikan air hujan yang mengenai bercak, melalui tanah, dan kemungkinan infeksi dari serangga.
Serangan penyakit biasanya berawal pada daun pupus yang belum membuka atau dua daun termuda yang sudah membuka. Gejalanya, timbul bintik bulat kecil berwarna kuning pada tepi daun dan tembus cahaya yang dapat dilihat di kedua permukaan daun.
Lama kelamaan bercak membesar, warna pusat bercak menjadi coklat dan tampak mengendap (melekuk). Penyakit ini mampu menghambat pertumbuhan bibit.
"Penyakit karat daun banyak menyerang pembibitan kelapa sawit, mudah menyebar. Penyakit ini dapat mematikan bibit bila tidak ditangani," jelasnya.
Pengendalian penyakit ini menurutnya bisa dilakukan dengan menunas pelepah atau memotong daun secara teratur. Cara lainnya adalah mengisolasi bibit yang diserang penyakit bercak daun. "Sehingga tanaman yang sehat terhindar dari penularan," sebutnya.
Tanaman yang terjangkit, katanya, harus disemprot dengan fungisida tembaga Score 250 EC. "Konsentrasinya 0,1 - 0,2% (1 - 2 cc/liter air). Penyemprotan dilakukan pada pagi atau sore hari dengan interval 2 minggu sekali. Jika intensitas serangan tinggi, maka penyemprotan dapat dilakukan dengan interval 1 minggu sekali," paparnya.
 







Komentar Via Facebook :