Berita / Nasional /
Kalau Pemerintah Mau, Harga Sawit Bisa Rp3.000 per Kilogram
Ilustrasi-TBS kelapa sawit. Dok.elaeis
Bengkulu, elaeis.co - Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (APKASINDO) Bengkulu yakin harga TBS sawit di daerah itu bisa kembali di angka Rp3.000 per kilogram (Kg) jika pemerintah berkehendak.
Sejumlah kebijakan yang dibikin pemerintah dengan alasan demi mendongkrak harga TBS sawit petani selama ini terkesan bualan semata.
Sebab, harga TBS sawit tingkat petani saat ini masih berkutat di angka Rp1.600 per kilogramnya. Nilai itu berbeda dengan harga beli pabrik yang mencapai Rp1.750 per kilogram.
"Bukan pesimis, tapi kita ragu harga bisa kembali capai Rp 3 ribu per kilogram," kata Wakil Ketua APKASINDO Bengkulu, John Simamora, kemarin.
John mengaku, sebetulnya pemerintah telah melakukan berbagai cara untuk mendongkrak harga TBS sawit. Namun upaya yang dilakukan belum membuahkan hasil. Bahkan untuk mencapai di atas Rp.2000 saja sangat mustahil saat ini.
"Kita apresiasi kinerja pemerintah, tapi mustahil untuk mencapai Rp 3000 dalam waktu dekat," ujar John.
Berdasarkan catatan APKASINDO, rata-rata harga TBS petani swadaya per 31 Juli di Bengkulu mencapai Rp 1.750 per kilogram. Sementara untuk petani mitra, harganya di atas Rp 1.800 per kilogram, naiknya belum signifikan.
Menurutnya ada beberapa faktor yang membikin harga TBS sawit stagnan. Seperti kebijakan DMO/DPO, Bea Keluar (BK), dan Pungutan Ekspor (PE).
"Jika diperhitungkan ke harga CPO versi KPBN, tentu seharusnya harga CPO saat ini sudah berada di angka Rp 12.000-Rp 15.000 per kg. Jika ditransmisikan ke harga TBS akan berada di angka paling tidak Rp 2.750 per kg," ujarnya.
Hal lain yang membuat harga TBS belum naik yakni rujukan CPO menggunakan harga tender KPBN. Sementara harga TBS sawit berpaokan pada itu.
Mestinya, kata Jhon, harga CPO merujuk pada harga referensi Kementerian Perdagangan yang tertuang pada Permendag nomor 55 tahun 2015. "Perlu dicatat bahwa harga TBS harusnya merujuk harga Kemendag, tapi ini ke KPBN, jelas saja harganya tidak signifikan," tutupnya.







Komentar Via Facebook :