Berita / Internasional /
Jokowi-Anwar Ibrahim Bahas Lima Hal, Termasuk Diskriminasi Sawit
Jakarta, elaeis.co - Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) melakukan pertemuan bilateral dengan Perdana Menteri (PM) Malaysia Anwar Ibrahim, Senin (09/01), di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat. Dalam pertemuan tersebut, keduanya membahas lima hal.
Pertama, menekankan mengenai perlindungan pekerja migran Indonesia (PMI). Jokowi menyambut baik komitmen Anwar Ibrahim untuk melindungi PMI yang ada di Malaysia.
Jokowi juga menekankan kembali mengenai pentingnya pembangunan community learning center di Semenanjung untuk memenuhi hak pendidikan anak-anak pekerja migran Indonesia.
“Saya sangat berharap penerapan One Channel System (OCS) untuk perekrutan dan penempatan pekerja migran Indonesia benar-benar bisa kita jalankan secara bersama,” kata Jokowi Presiden melalui keterangan resmi Humas Setkab.
Kedua, terkait masalah perbatasan, kedua pemimpin sepakat untuk memastikan kesepakatan terkait perbatasan darat Sebatik, perbatasan darat Sinapad Sesai, serta perbatasan laut di Laut Sulawesi dan Selat Malaka dapat ditandatangani tahun ini.
“Kita telah membicarakan dan bersepakat agar MoU perbatasan darat dan laut di segmen-segmen itu dapat disepakati dan ditandatangani tahun ini,” ujarnya.
Jokowi dan Anwar Ibrahim juga sepakat untuk memperkuat kerja sama untuk meningkatkan pasar dan memerangi diskriminasi terhadap kelapa sawit.
“Kita juga bersepakat memperkuat kerja sama melalui Council of Palm Oil Producing Countries (CPOPC) untuk meningkatkan pasar minyak kelapa sawit dan memerangi diskriminasi terhadap kelapa sawit,” imbuhnya.
Hal berikutnya yang disinggung Jokowi adalah Perjanjian Flight Information Region (FIR) Indonesia-Singapura. Jokowi menyampaikan apresiasi atas dukungan Malaysia terhadap perjanjian tersebut.
Kedua pemimpin juga membahas isu kawasan dan sepakat untuk terus memperkuat kerja sama ASEAN sekaligus meningkatkan peran ASEAN di kawasan Indo-Pasifik.
“Kita sepakat ASEAN harus dapat memainkan peran sentral dalam menjadikan kawasan Indo-Pasifik yang damai, sejahtera, dan stabil,” ujarnya.
Mengenai perkembangan situasi terkini di Myanmar, kedua negara memiliki pandangan yang sama tentang pentingnya pelaksanaan Five Point Consensus.
“Kita sepakat mendesak junta militer Myanmar untuk mengimplementasikan konsesus tersebut,” pungkasnya.
Komentar Via Facebook :