Berita / Nasional /
Intercropping dan SISKA, Strategi IPB Bikin Sawit Lebih Produktif dan Berkelanjutan
Sapi berada di perkebunan kelapa sawit. Dok.Istimewa
Jawa Barat, elaeis.co - IPB University dorong sawit lebih produktif dan berkelanjutan lewat strategi SISKA dan intercropping, memadukan kelapa sawit dengan peternakan sapi serta tanaman pendamping.
IPB University terus menegaskan komitmennya dalam mendorong praktik kelapa sawit berkelanjutan melalui proyek SustainPalm, kerja sama Indonesia-Belanda yang telah berjalan selama tiga tahun terakhir. Proyek ini fokus pada efisiensi lahan, ramah lingkungan, serta inklusif bagi petani kecil, memastikan inovasi riset langsung berdampak di lapangan.
SustainPalm menggunakan pendekatan Communities of Practice (CoPs) dan LivingLabs (LLs) untuk merumuskan solusi bersama.
Metode ini memungkinkan peneliti, petani, dan pembuat kebijakan lokal berkolaborasi dalam menciptakan praktik pertanian yang adaptif dan efektif, sekaligus memperkuat kapasitas komunitas petani.
Salah satu inovasi unggulan dari IPB University adalah Sistem Integrasi Sapi-Kelapa Sawit (SISKA). Sistem ini memadukan budi daya kelapa sawit dengan peternakan sapi.
Limbah ternak yang biasanya menjadi masalah lingkungan diolah menjadi pupuk alami, sehingga meningkatkan nilai tambah bagi petani sekaligus menjaga keseimbangan ekosistem.
Dengan SISKA, lahan yang biasanya hanya ditanami sawit kini memberikan manfaat ganda, baik dari sisi ekonomi maupun ekologi.
Selain SISKA, IPB University memperkenalkan intercropping atau tumpang sari, strategi menanam berbagai jenis tanaman secara bersamaan di satu lahan. Misalnya, pisang, kacang koro, dan kopi ditanam berdampingan dengan kelapa sawit.
Strategi ini terbukti meningkatkan produktivitas lahan, menjaga kesehatan tanah, serta membantu pengendalian hama secara alami. Intercropping menunjukkan bahwa pertanian berkelanjutan tidak harus mengorbankan hasil panen, malah bisa memperkuat ketahanan ekonomi petani kecil.
Rektor IPB University, Prof Arif Satria, menekankan bahwa tujuan SustainPalm bukan sekadar penelitian akademik. Hasil riset diharapkan bisa menjembatani dunia penelitian, kebijakan, dan praktik lapangan.
“Kami ingin membuktikan bahwa sawit berkelanjutan bukan sekadar wacana, tetapi aksi nyata yang dapat diterapkan, memberikan dampak positif bagi petani, industri, dan lingkungan,” ujar Prof Arif saat SustainPalm Annual Meeting di IPB International Convention Center, Bogor, Selasa kemarin.
SISKA dan intercropping merupakan strategi konkret yang bisa direplikasi di berbagai daerah penghasil sawit. Dengan memanfaatkan limbah ternak dan memaksimalkan potensi lahan melalui penanaman kombinasi tanaman, proyek ini membantu menciptakan sawit yang produktif sekaligus ramah lingkungan.
Melalui SustainPalm, IPB University membuktikan bahwa kolaborasi riset internasional mampu menghasilkan solusi nyata. Proyek ini menunjukkan bahwa inovasi berbasis sains dan partisipasi petani dapat menjadikan kelapa sawit sektor yang berkelanjutan, sekaligus meningkatkan daya saing industri.
Ke depan, SISKA dan intercropping diharapkan menjadi model bagi pengembangan sawit berkelanjutan di Indonesia. Pendekatan ini bukan sekadar teori, melainkan implementasi nyata yang siap memperkuat ekonomi petani, menjaga lingkungan, dan menjawab tantangan industri sawit global.







Komentar Via Facebook :