Berita / Kalimantan /
Ingin Tahu Kekurangannya, Perusahaan Sawit ini Ajak Diskusi Jurnalis dan Ormas
Jurnalis dan perwakilan ormas foto bersama usai diskusi bersama PT BGA. foto: ist.
Ketapang, elaeis.co – Sektor perkebunan kelapa sawit masih dibelit sejumlah masalah. Menyadari hal ini, perusahaan sawit PT Bumitama Gunajaya Agro (BGA) menggelar diskusi bersama jurnalis dan organisasi kemasyarakatan (ormas) untuk membahas sekaligus mencari solusi terkait permasalahan perkebunan kelapa sawit.
Pihak perusahaan mengundang seluruh awak media yang aktif di Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat.
Diskusi bertema ‘Berpikir Konstruktif Menyikapi Tantangan Industri Sawit di Ketapang Tahun 2024’ tersebut dihadiri Direktur Corporate Affair and Partnership BGA Group, Priyanto.
"Kegiatan ini dilaksanakan, selain untuk menjalin silaturrahmi, juga sebagai ajang untuk berdiskusi menyikapi permasalahan yang berkaitan dengan industri kalapa sawit," kata Priyanto dalam keterangan media dikutip Senin (29/1).
“Kami sengaja mengundang seluruh awak media di Ketapang untuk mendengar langsung apa yang selama ini menjadi permasalahan yang ditemukan kawan-kawan media di lapangan,” tambahnya.
Dia menjelaskan, pada diskusi tersebut pihaknya menginginkan kritik, masukan dan saran, khususnya untuk PT BGA terkait permasalahan yang dihadapi oleh pihaknya.
“Wartawan yang berada di lapangan tentunya tahu dan bisa menilai kami, di mana kekurangan kami dan harusnya seperti apa. Jadi, silakan berikan masukan dan kritik,” ungkapnya.
Ia mengakui, dalam berinvestasi di industri kelapa sawit, akan selalu muncul kendala dan permasalahan. Selain diselesaikan melalui internal perusahaan, pihaknya juga meminta masukan dan saran dari pihak luar.
“Tidak hanya di Kalimantan Barat, di daerah lain juga sama. Tinggal bagaimana kita menyikapi dan menyelesaikan permasalahan itu,” ujarnya.
Dia melanjutkan, dalam industri perkebunan kelapa sawit, setidaknya ada sembilan isu sumber konflik. Di antaranya terkait perizinan, isu lingkungan, kerja sama atau kemitraan, corporate social responsibility (CSR), ketenagakerjaan, konflik sosial, dan penegakan hukum.
“Selain harus taat kepada hukum, kami juga selalu mengedepankan pendekatan dan musyawarah dalam menyelesaikan setiap masalah,” paparnya.
Salah satu permasalahan yang selalu dihadapi adalah terkait kerja sama atau kemitraan. Dalam hal ini, pihaknya yang bekerja sama dengan koperasi sering dihadapkan dengan permasalahan keanggotaan koperasi. Meski ini menjadi masalah internal koperasi, tapi perusahaan tak bisa lepas tangan begitu saja.
“Salah satunya banyak kebun plasma itu diperjualbelikan, padahal itu tidak boleh. Keanggotaan koperasi juga kadang sering bertambah terus. Ini sering kita temukan. Tapi kita juga bersikap tegas bagi siapa saja karyawan BGA yang terlibat di dalamnya, kami akan tindak tegas jika memang terbukti bersalah,” tegasnya.







Komentar Via Facebook :