Berita / Internasional /
Indonesia-Uzbekistan Jajaki Peluang Perdagangan Sawit hingga Energi
Wamendag Dyah Roro Esti Widya Putri (tengah) menyaksikan penandatanganan MoU di sela Forum Bisnis Indonesia-Uzbekistan. Foto: Kemendag
Jakarta, elaeis.co - Wakil Menteri Perdagangan, Dyah Roro Esti Widya Putri, menghadiri Forum Bisnis Indonesia-Uzbekistan yang digelar di Jakarta. Dia mendorong pelaku usaha Uzbekistan untuk memanfaatkan InaExport sebagai pintu gerbang untuk menemukan eksportir kredibel Indonesia. Langkah ini diharapkan membuka peluang perdagangan baru yang akan semakin memperkuat kemitraan ekonomi kedua negara.
Forum bisnis yang mengusung tema ‘Creating Opportunities and Strengthening Partnerships’ itu dihadiri Menteri Pariwisata RI Widiyanti Putri Wardhana, Menteri Luar Negeri Uzbekistan Bakhtiyor Saidov, Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Anindya Bakrie, dan Ketua Kadin Uzbekistan DavronVakhobov.
“InaExport dikembangkan Kementerian Perdagangan sebagai hub strategis yang menjembatani eksportir Indonesia dengan calon pembeli di seluruh dunia, termasuk Uzbekistan. Platform tersebut dapat menjadi pintu gerbang pelaku usaha Uzbekistan untuk menemukan eksportir papan atas Indonesia,” jelas Roro dalam siaran pers dikutip elaeis.co, Kamis (20/2).
Dia melanjutkan, Inaexport menyediakan akses menyeluruh ke produk-produk Indonesia berkualitas tinggi di berbagai sektor serta memfasilitasi interaksi bisnis dan negosiasi perdaganganyang lancar. Dengan memanfaatkan InaExport, para pelaku usaha dapat menjelajahi beragam produk siap ekspor, terhubung dengan pemasok terpercaya, dan memperoleh wawasan pasar yang berharga.
Lebih lanjut, pemerintah Indonesia berkomitmen untuk mendorong ekosistem perdagangan dan investasi yang kuat dan dinamis. Untuk mencapainya, Indonesia meningkatkan akses pasar melalui diplomasi ekonomi, memperkuat koneksi bisnis, dan memberikan dukungan bagi investor.
Hubungan antara Indonesia dan Uzbekistan telah terjalin cukup lama. Sejak terjalinnya hubungan diplomatik secara resmi pada 1992 silam, kedua negara terus memperkuat kerja sama mereka di berbagai sektor, termasuk perdagangan, investasi, dan pertukaran budaya.
“Kami berharap melalui perjanjian perdagangan bilateral, kedua negara dapat meningkatkan hubungan perdagangan dan mengurangi hambatan perdagangan. Selain itu, menciptakan lingkungan bisnis yang kompetitif yang menguntungkan kedua eksportir dan investor,” kata Roro.
“Kedua pemerintah berupaya menciptakan iklim investasi yang lebih baik dengan menyederhanakan peraturan, memberikan insentif, dan mendorong keterlibatan business-to-business (B2B) yang lebih kuat. Selain itu, memperkuat arus investasi guna semakin meningkatkan integrasi ekonomi dan menciptakan pertumbuhan yang saling menguntungkan,” tambahnya.
Forum bisnis yang diprakarsai Kadin tersebut dimanfaatkan untuk memperkuat kerja sama perdagangan kedua negara dengan penandatanganan nota kesepakatan atau memorandum of understanding (MoU) yang dilakukan Anindya Bakrie dan Bakhtiyor Saidov.
Menurut Anindya, kelapa sawit masih menjadi komoditas ekspor unggulan Indonesia ke Uzbekistan. “Kita banyak mengirim palm oil atau minyak kelapa sawit. Ditambah lagi turisme, banyak sekali potensi dengan Uzbekistan,” sebutnya.
“Penandatanganan nota kesepahaman dan forum bisnis membuka pintu bagi peluang investasi baru dan kerja sama perdagangan jangka panjang antara kedua pihak,” tambahnya.
Selain perdagangan, kerja sama investasi antara Indonesia dan Uzbekistan semakin menguat. Uzbekistan telah menunjukkan minat yang meningkat untuk berinvestasi di sektor energi dan infrastruktur Indonesia, sementara perusahaan-perusahaan Indonesia secara aktif menjajaki peluang di industri pertanian dan tekstil Uzbekistan.
Ketua Umum Kadin Uzbekistan, Davron Vakhobov, mengaku tertarik untuk berinvestasi di sektor energi terbarukan di Indonesia. Ia menilai Indonesia masih terus mengembangkan energi panas bumi.
Uzbekistan saat ini menjadi negara tujuan ekspor ke-129 dan asal impor ke-53 bagi Indonesia. Tren perdagangan kedua negara tumbuh 49,04 persen dalam lima tahun terakhir. Pada 2024, total perdagangan kedua negara mencapai USD 147,65 juta, naik 4,67 persen dibanding tahun sebelumnya yang tercatat sebesar 141,1 juta dollar AS.
Ekspor Indonesia ke Uzbekistan di periode yang sama mencapai USD 25,78 juta (terjadi pertumbuhan 57,81 persen secara tahunan dibanding 2023), sementara impor mencapai 121,9 juta dollar AS. Ekspor utama Indonesia ke Uzbekistan meliputi margarin, minyak sawit yang masuk golongan lemak dan minyak hewan atau nabati, kopi, kopra, dan tembakau.
Impor Indonesia dari Uzbekistan mencakup kalium klorida, pulp linter kapas, pompa bahan bakar, pengukur tinggi permukaan untuk kendaraan bermotor, serta dinatrium karbonat.







Komentar Via Facebook :