https://www.elaeis.co

Berita / Internasional /

Indonesia Jajaki Peluang Investasi Strategis Lewat Forum Bisnis Agri-Pangan dengan Uni Eropa 

Indonesia Jajaki Peluang Investasi Strategis Lewat Forum Bisnis Agri-Pangan dengan Uni Eropa 

Plt Direktur Jenderal Perkebunan Heru Tri Widarto bersama Komisioner Pertanian Uni Eropa Janusz Wojciechowski. foto: Ditjenbun


Jakarta, elaeis.co – Mewakili Menteri Pertanian, Plt Direktur Jenderal Perkebunan Heru Tri Widarto menghadiri Forum Bisnis Agri-Pangan Uni Eropa (UE)-Indonesia. Ini adalah sebuah forum bisnis bidang pertanian yang menghubungkan antara Indonesia dan Uni Eropa.

Forum ini berpotensi untuk mengenalkan hasil olahan produk makanan maupun minuman yang berkualitas, aman, dan berkelanjutan dengan delegasi bisnis Eropa, serta membangun relasi bisnis baru.

“Melalui forum ini, dapat memperkuat kemitraan berkelanjutan, mendorong pertanian berkelanjutan, menjamin ketahanan pangan, dan menciptakan nilai tambah antar negara,” jelas Heru dalam keterangan resmi dikutip Kamis (31/10).

Lebih lanjut dia mengatakan, sektor pertanian merupakan fondasi penting bagi pembangunan ekonomi UE maupun Indonesia. Tak hanya mendorong pendapatan masyarakat, namun juga menopang ketahanan ekonomi.

“Saat ini, kita berada pada momen penting dan peluang untuk memperdalam kerja sama UE-Indonesia sekaligus membuka peluang investasi pertanian seperti tanaman perkebunan, produksi susu, hingga produksi daging sapi,” sebutnya.

Heru menjelaskan, Indonesia dengan sumber dayanya yang melimpah dan strategis, berkomitmen mengembangkan pertanian berkelanjutan, dan menawarkan lahan subur untuk berkolaborasi.

"Sektor tanaman perkebunan, khususnya, yang memiliki beragam tanaman berpotensi tinggi seperti kelapa sawit, kopi, dan kakao, memberikan peluang yang menjanjikan apabila didukung dengan teknologi maupun keahlian UE dalam praktik berkelanjutan dan inovasi, sehingga akan memberikan nilai tambah yang signifikan," tukasnya.

Heru menambahkan, Indonesia merupakan negera dengan banyak potensi produk Indikasi Geografis (IG), khususnya produk pertanian. IG berkontribusi terhadap peningkatan daya saing produk di pasar global melalui kualitas dan karakteristiknya, serta menciptakan diferensiasi dan citra yang baik.

"Banyak produk pertanian antara lain kopi, lada, cengkeh, kayu manis, pala, teh, tembakau, gula kelapa, vanila, minyak nilam, kacang mete, susu, beras, pisang dan lainnya sudah terdaftar di bawah undang-undang IG dan dapat ditemukan di forum ini," bebernya.

“Kementerian Pertanian sedang menggencarkan upaya-upaya untuk mencapai ketahanan pangan dengan memperkuat sistem pertanian kita agar dapat menyediakan pangan yang berkelanjutan, sehat, dan mudah diakses oleh seluruh rakyat kita. Kami tentu juga mendukung budidaya pangan organik yang memenuhi standar internasional dan telah tersertifikasi antara lain EU, JAS, USDA dan SNI. Produk pertanian yang bersertifikat organik diantaranya kopi, coklat, kelapa, jambu mete, aren, pala, kayu manis, beras, buah-buahan, sayuran, dan lainnya,” sambungnya.

Heru menghimbau kepada para pengusaha dan investor UE untuk mempertimbangkan kolaborasi yang bisa dijalin dan menjanjikan di Indonesia. Baik dari sisi inovasi, pengetahuan, hingga praktik berkelanjutan. Karena sinergi ini sangat penting untuk membangun sistem pertanian yang berkelanjutan dan saling menguntungkan bagi pihak UE maupun Indonesia.

“Dengan bermitra bersama para pemangku kepentingan di Indonesia, kami dapat membuka rantai pasokan baru, meningkatkan produktivitas, akses pasar, dan memenuhi kebutuhan konsumen global yang terus berkembang. Bersama-sama, kita mempunyai peluang untuk memberikan dampak yang berarti dengan meningkatkan efisiensi, meningkatkan standar keamanan pangan, dan mendorong praktik berkelanjutan yang melindungi lingkungan kita bersama,” ujarnya.

Heru menekankan bahwa forum ini adalah platform yang ideal untuk menghubungkan, bertukar pengetahuan, dan menjajaki peluang investasi potensial. "Saya yakin melalui dialog terbuka dan kolaborasi, kita akan memperkokoh pertanian dan memperkuat ketahanan pangan masa depan yang lebih sejahtera dan berkelanjutan sekaligus mengatasi tantangan yang menghambat berkembangnya peluang perdagangan kita di tahun-tahun mendatang," ucapnya.


 

BACA BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Komentar Via Facebook :