Berita / Nusantara /
Hujan Pengaruhi Kesuburan Tanah, Petani Disarankan Lakukan ini
Petani menaburkan dolomit untuk meningkatkan pH tanah. foto: terajufoundation.org
Bengkulu, elaeis.co - Hujan yang terus turun di Bengkulu dalam beberapa pekan terakhir akan mempengaruhi kesuburan tanah.
Pengamat Pertanian Bengkulu, Prof Dr Zainal Muktamar mengatakan, guyuran hujan akan membuat unsur hara yang ada di tanah ikut terbawa oleh air.
"Curah hujan yang tinggi bisa menguras nutrisi dan pupuk di dalam tanah, dan nanti pH tanah menjadi asam," kata Zainal, kemarin.
Menurutnya, petani sebaiknya tidak memupuk kelapa sawit pada musim hujan. "Sia-sia saja, hanya akan membuat rugi, sebab pupuk akan tercuci oleh air hujan," tuturnya.
Ia menjelaskan, tanah yang mendapatkan curah hujan yang tinggi maka tingkat keasamannya menjadi rendah atau mendekati 0. Oleh sebab itu, setelah hujan usai, petani harus menjaga pH tanah sebesar 5,5 hingga 6,5. Hal itu bertujuan agar nutrisi makro dan mikro dari pupuk bisa terserap dengan baik oleh tanaman.
"pH tanah yang baik itu 5,5 sampai 6,5. Kalau di bawah itu atau di atasnya, tidak terlalu baik bagi tanaman kelapa sawit," jelasnya.
Ia menuturkan, keasaman tanah dapat diukur sendiri oleh petani menggunakan pH meter. Saat ini banyak toko-toko alat pertanian yang menjualnya, harganya cukup terjangkau mulai dari Rp 80 ribu hingga Rp 300 ribu.
"Untuk menaikkan pH tanah, petani cukup menggunakan dolomit atau kapur. Sebab kapur memiliki sifat basa dan bisa menaikkan pH tanah," paparnya.
"Tapi pemakaian kapur harus disesuaikan dengan kebutuhan, jangan terlalu berlebihan karena nantinya pH-nya bisa terlalu tinggi atau terlalu basa. Itu juga tidak bagus untuk tanaman kelapa sawit," tutupnya.







Komentar Via Facebook :