Berita / Nasional /
Harga Turun, Penerimaan Negara dari BK Ekspor CPO Anjlok
Ilustrasi-TBS kelapa sawit.
Pekanbaru, elaeis.co - Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) Riau menghimpun penerimaan sebesar Rp 2,49 triliun hingga akhir November 2023.
Hal ini diungkapkan oleh M Sultoni Ardhi, Perwakilan dari Kantor Wilayah DJBC Riau saat konferensi pers kinerja APBN hingga 30 November 2023 di Pekanbaru, Jumat (22/12).
Dia mengatakan, penerimaan tersebut berasal dari penerimaan bea keluar sebesar Rp 2,28 triliun, bea masuk sebesar Rp 213,30 miliar serta penerimaan dari sektor cukai sebesar Rp 700 juta.
"Penerimaan DJBC Riau sampai saat ini memang masih didominasi oleh penerima dari bea keluar, yang didominasi bea keluar ekspor CPO dan turunannya," kata Ardhi.
Lebih lanjut, dia mengatakan bahwa jumlah ini tercatat mengalami penurunan sangat signifikan dibandingkan penerimaan tahun 2022 lalu yang mencapai Rp 13,46 triliun hingga akhir November 2023.
Ardhi menjelaskan, turunnya penerimaan DJBC Riau tahun 2023 ini disebabkan oleh melemahnya harga minyak sawit mentah (CPO) dunia, yang menyebabkan tarif Bea Kelur menjadi lebih rendah. Yang mana tarif bea keluar ekspor CPO ditentukan berdasarkan kolom harga.
"Tahun 2022 lalu, harga patokan ekspor (HPE) CPO berada di kolom 17, yang tarifnya bisa mencapai Rp 288 untuk CPO. Dan tahun 2023 ini, hanya berada di kolom 7, yang tarifnya hanya Rp 124 untuk CPO," jelasnya.
"Bahkan, yang terendah sempat menyentuh di kolom 3. Dan pada kolom 3 ini, HPE untuk produk RBD Palm Olein itu nol, artinya tidak dikenakan taris," tambahnya.







Komentar Via Facebook :