https://www.elaeis.co

Berita / Sumatera /

Harga Sawit Sumbar Anjlok Lagi, Segini per Kilonya...

Harga Sawit Sumbar Anjlok Lagi, Segini per Kilonya...

Ilustrasi/Elaeis


Padang, elaeis.co - Tandan buah segar (TBS) kelapa sawit di Sumatera Barat (Sumbar) kembali mengalami penurunan. Minggu ini harga TBS di Ranah Minang itu dibandrol seharga Rp2.007,82/kg.

Jika dibandingkan Minggu lalu, maka terjadi penurunan sebesar Rp421,46/kg. Sebab Minggu lalu harga TBS masih bertengger diangka Rp2.429,28.

Ketua DPD APKASINDO Sumbar, Jufri Nur usai mengikuti penetapan harga di Dinas Perkebunan Sumbar mengatakan, turunnya harga TBS karena masih terpengaruh aktifitas ekspor CPO yang masih belum berjalan maksimal di wilayah Sumbar. 

"Masih seperti kemarin, masalah utamanya ya karena ekspor CPO belum berjalan maksimal," kata Jufri kepada elaeis.co, Jumat (8/7).

Aktifitas ekspor yang belum berjalan ini juga dibenarkan oleh Ketua GAPKI Sumbar, Bambang Wiguritno. Dia menjelaskan bahwa saat ini pasar ekspor terganggu akibat penutupan ekspor yang dilakukan oleh Presiden Jokowi beberapa waktu lalu.

"Kalau di Sumbar, kendala kita adalah putusnya kontrak perusahaan eksportir CPO dengan negara-negara importir. Pemerintah melarang ekspor otomatis kontrak yang terjalin sebelumnya putus," ujarnya

Akibat pemutusan kontrak itu lanjut Bambang, negara importir mencari sumber lain dan mengarah ke Malaysia. Akhirnya pasar Indonesia direbut Malaysia.

Selain ke Malaysia, negara-negara tersebut memilih untuk menggunakan minyak nabati lain seperti minyak kedelai dan minyak biji matahari sebagai cadangan walaupun harga lebih mahal.

"Akhirnya kita tidak punya posisi tawar dan terpaksa mencari pasar baru. Kecuali pasar tradisional yang masih berjalan dengan terseok-seok," ujarnya.

Akibat kondisi itu PKS-PKS akhirnya memilih untuk menurunkan harga TBS petani. Sebab tangki penyimpanan CPO mereka terancam penuh. Di Sumbar saja dari pengamatan Bambang, tangki penyimpanan sudah terisi 70%. Dengan itu PKS mengaku tidak berani membeli TBS dengan harga yang lebih tinggi lantaran takut CPO mereka tidak laku di pasar.

"Sehingga penyerapan hasil kebun petani tidak maksimal," bebernya.

Meski begitu hingga saat ini sudah tidak ada PKS yang tidak melayani petani. Seluruh PKS di Sumbar beroperasi usai ada 4 PKS yang memilih tutup saat kebijakan presiden diresmikan.

Selain pangsa pasar, aktifitas ekspor juga tersendat lantaran banyaknya aturan hingga potongan ekspor yang berlakukan pemerintah.

"Kita berharap pasar kembali terbuka lebar dan pemerintah tidak berubah-ubah dalam mengeluarkan aturan," tandasnya.

BACA BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Komentar Via Facebook :