Berita / Sumatera /
Harga Sawit Berondolan di Bengkulu Tengah Hanya Rp 1.800 Per Kilogram, Kok Bisa!
Kelapa sawit berondolan yang telah dikumpulkan oleh petani sawit. Foto: Sangun Doya
Bengkulu, elaeis.co - Harga sawit berondolan di tingkat petani di Bengkulu hanya dihargai Rp 1.800 per kilogram, sementara harga di tingkat pabrik mencapai Rp 2.300 hingga Rp 2.400 per kilogram. Disparitas harga yang signifikan ini menimbulkan kekhawatiran di kalangan petani kelapa sawit di daerah tersebut.
Menurut Petani Kelapa Sawit di Kabupaten Bengkulu Tengah, Isnan (43), kelapa sawit berondolan merupakan buah kelapa sawit yang terpisah dari spikelet atau tandan karena sudah terlalu matang. Hal ini memudahkan proses pengolahan di pabrik, karena tidak perlu memisahkan tandan dengan buah sawit menggunakan bantuan mesin. Namun, meskipun memudahkan proses, harga sawit berondolan justru terpuruk.
"Seharusnya harganya buah sawit jenis ini mahal, tapi tengkulak bilang murah, kan kami dibohongi," ujar Isnan, Selasa 27 Februari 2024.
Dampak dari harga rendah ini dirasakan secara langsung oleh para petani. Isnan menyebutkan bahwa pendapatan yang diperoleh dari penjualan sawit berondolan tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
"Kami sudah bekerja keras merawat kebun, tapi hasilnya tidak sebanding dengan harga yang kami terima," tambahnya.
Baca Juga: Banyak Perusahaan Perkebunan Kelapa Sawit Telah Memanfaatkan Limbah Cair Untuk Pupuk
Para petani di Bengkulu mengeluhkan bahwa rendahnya harga sawit berondolan memberikan dampak yang merugikan bagi kehidupan ekonomi mereka. Beberapa di antara mereka bahkan lebih tertarik menjual TBS kelapa sawit yang memiliki harga jual yang lebih stabil diangka Rp 2.200 per kilogram.
"Daripada kami sibuk mencari berondolan, kami saat ini fokus menjual TBS kelapa sawit saja," ujar Isnan.
Sementara itu, Kepala Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Bengkulu, M Rizon mengaku, akan turun tangan dalam mengatasi permasalahan ini. Mereka memediasi antara petani dan tengkulak untuk mencari solusi yang adil bagi kedua belah pihak.
"Seharusnya tengkulak bisa memberikan harga yang bagus untuk kelapa sawit berondolan," ujar Rizon.
Menurut Rizon, perlunya peningkatan nilai tambah di tingkat petani. Sebab bagaimanapun harga jual sawit berondolan harus lebih tinggi dibandingkan TBS kelapa sawit.
"Harusnya harga kelapa sawit berondolan lebih baik dibandingkan TBS, namun karena ketidaktahuan petani, harganya malah dimurahkan," pungkasnya.







Komentar Via Facebook :