https://www.elaeis.co

Berita / Serba-Serbi /

Harga Daging Sapi Naik, Petani Sawit Ikut Mengeluh

Harga Daging Sapi Naik, Petani Sawit Ikut Mengeluh

Pedagang daging sapi di pasar tradisional. foto: ist.


Bengkulu, elaeis.co - Masyarakat Kota Bengkulu, Provinsi Bengkulu, mengeluhkan naiknya harga daging sapi di sejumlah pasar tradisional. Saat ini, harga daging sapi sudah mencapai Rp 140 ribu per kilogram.

Seorang warga Kelurahan Pekan Sabtu, Kecamatan Selebar, Kota Bengkulu, Mahmuddin mengatakan, pada awal tahun 2023 harga daging sapi segar masih di bawah Rp 130 ribu per kilogram.

"Beberapa bulan kemudian sempat naik hingga Rp 140 ribu per kilogram. Pas Idul Adha lalu harga daging sapi segar sempat turun menjadi Rp 135 ribu, tapi sekarang kembali lagi jadi Rp 140 ribu per kilogram," kata Mahmuddin, Kamis (27/7).

Menurutnya, naiknya harga membuat masyarakat terpaksa mengurangi membeli daging. "Warga seperti saya yang bekerja sebagai petani sawit sangat butuh daging supaya kuat bekerja sehari-hari. Tapi kalau daging mahal begini, asupan protein hewani juga berkurang jadinya," keluhnya.

Dia meminta pemerintah daerah mengintervensi pasar agar harga daging sapi turun. "Kalau mengharap daging beku dari Bulog, selalu kehabisan, saya tidak pernah kebagian," tukasnya.

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Bengkulu, Ir Yenita Saiful, menyebutkan bahwa harga daging sapi di daerah itu sebenarnya masih sesuai dengan Peraturan Badan Pangan Nasional Nomor 11 tahun 2022 yang menetapkan harga eceran tertinggi (HET) Rp 140.000 per kilogram.

"Masih sesuai dengan regulasi yang ada, semua pedagang daging sapi di Bengkulu masih mematuhi HET yang ditetapkan oleh pemerintah," ujarnya. 

Menurutnya, penetapan HET tersebut bertujuan untuk mengatur harga daging sapi agar tetap dalam batas yang wajar dan tidak merugikan konsumen.
"Harga di pasaran sudah sesuai HET. Jadi bukan karena harganya tinggi, memang HET-nya sebesar itu," tutupnya.

Sementara itu, Yasir, seorang pedagang daging di pasar tradisional di Bengkulu, mengaku sulit menurunkan harga daging. "Biaya produksi dan transportasi mahal," ungkapnya.

"Kami juga mengerti keluhan pembeli. Tapi kami sebagai pedagang sulit menurunkan harga karena beli sapi ke peternak juga mahal," tambahnya.
 

BACA BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Komentar Via Facebook :