https://www.elaeis.co

Berita / Sumatera /

Harga CPO Naik, Harga TBS Kelapa Sawit di Mukomuko Malah Turun

Harga CPO Naik, Harga TBS Kelapa Sawit di Mukomuko Malah Turun

Aktivitas di salah satu PKS di Bengkulu. Foto: Doc Elaeis.


Bengkulu, Elaeis.co - Beberapa Pabrik Kelapa Sawit (PKS) di Kabupaten Mukomuko, Provinsi Bengkulu kembali menurunkan harga Tandan Buah Segar (TBS) Kelapa Sawit. Padahal harga minyak sawit mentah atau CPO pada PT. Kharisma Pemasaran Bersama Nusantara (KPBN) Inacom ditetapkan Rp 12.363 per kilogram atau mengalami kenaikan Rp 181 per kilogram. PKS yang menurunkan harga TBS tersebut diantaranya, PT Muko-muko Indah Lestari (MMIL) dan PT Karya Agro Sawitindo (KAS).

Menurut Kepala Bidang Perkebunan Dinas Pertanian Kabupaten Mukomuko, Iwan Cahaya, beberapa Pabrik Kelapa Sawit, seperti PT. MMIL dan PT.KAS masing-masing menurunkan harga beli TBS kelapa sawit sebesar Rp 30-Rp 40. Dimana saat ini harga TBS kelapa sawit di PT MMIL menjadi Rp 2.220 per kilogram dan PT KAS menjadi Rp 2.200 per kilogram.
"Kalau hari sebelumnya turun Rp 50 per kilogram, saat ini harga beli TBS kelapa sawit turun Rp 30 hingga Rp 40 per kilogram," kata Iwan, Rabu 24 April 2024.

Baca Juga: Harga TBS Kelapa Sawit di Seluma Anjlok, Petani Merana

Penurunan terkesan janggal, sebab ketika harga CPO mengalami kenaikan. Harga TBS kelapa sawit di daerah ini malah turun. Seperti diketahui, harga Crude Palm Oil (CPO) mengalami kenaikan dari Rp 12.182 per kilogram menjadi Rp 12.363 per kilogram.
"Biasanya kalau harga CPO naik, harga TBS kelapa sawit ikut naik, ini CPO naik harga TBS malah turun," tuturnya.

Salah seorang petani di Mukomuko, Samosir (37) mengungkapkan, kekhawatirannya. Menurutnya, penurunan harga TBS kelapa sawit membuat petani semakin sulit dalam menghadapi biaya produksi yang semakin tinggi.
"Penurunan harga TBS kelapa sawit tentu memberikan dampak negatif bagi kami para petani. Semakin rendah harga, semakin sulit bagi kami untuk bertahan dalam menghadapi biaya produksi yang semakin tinggi," ujar Samosir.

Menurut Pengamat Ekonomi di Bengkulu, Dr Ansori Tawakal SE MM, kenaikan harga CPO seharusnya diikuti oleh kenaikan harga TBS kelapa sawit. Tapi hal yang terjadi di Kabupaten Mukomuko cukup aneh dan bertolak belakang. 
"Kami pikir industri perkebunan perlu memperhatikan kondisi pasar dan meningkatkan strategi pengelolaan harga agar tidak merugikan petani," pungkas Ansori.


 

BACA BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Komentar Via Facebook :