Berita / Serba-Serbi /
Gara-gara Pupuk, NTUP Petani Sawit Turun
Ilustrasi pupuk kimia. Foto: Pupuk-indonesia.com
Medan, Elaeis.co - Nilai tukar petani (NTP) di sumatera Utara terus mengalami kenaikan sepanjang tahun 2021. Kenaikan itu umumnya dipengaruhi oleh empat subsektor. Satu diantaranya yang konsisten memberikan pengaruh positif adalah nilai tukar perkebunan rakyat (NTPR) yang didominasi oleh perkebunan sawit rakyat.
Hal ini bisa dimaklumi karena sepanjang bulan Desember 2021 terlihat harga tandan buah segar (TBS) produksi petani sawit, baik plasma maupun swadaya, hanya mengalami penurunan yang tipis di tingkat pabrik kelapa sawit (PKS). Hal ini terjadi seiring dengan penurunan harga minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) di pasar global.
Tetapi ada hal yang mengejutkan, yakni kenaikan NTP itu tidak sejalan dengan Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) yang justru mengalami pelemahan.
Danny Iskandar, peneliti pada Bagian Statistik Distribusi BPS Sumut menyebutkan, hal ini terjadi karena di saat yang sama harga pupuk dan bahan obat-obatan untuk pertanian, termasuk subsektor perkebunan sawit, terus mengalami kenaikan yang tak bisa dikendalikan.
"Akibatnya, petani sawit kesulitan untuk mendapatkan harga pupuk kimia dengan harga terjangkau. Hal ini yang membuat NTUP di Sumut melemah," kata dia kepada Elaeis.co, Selasa (4/1/2022) siang.
Kata Danny, penurunan NTUP di bulan Desember umumnya dikarenakan adanya kenaikan harga biaya barang modal produksi pertanian seperti kenaikan harga pupuk dan obat-obatan tanaman.
"Perubahan indeks biaya produksi dan penambahan barang modal (BPPBM) ini lebih besar dibandingkan perubahan indeks harga yang diterima petani dari hasil produksi pertanian, makanya NTUP turun. Artinya, pendapatan pekebun sawit tak sanggup untuk membeli pupuk kimia yang harganya terus mengalami kenaikan," kata Danny.
Hal ini belum lagi biaya pengeluaran petani sawit untuk kebutuhan sehari-hari keluarganya seperti uang sekolah anak, uang listrik, dan biaya untuk memenuhi kebutuhan hidup.
Sebelumnya, Dinar Butar-butar SE MSi selaku Kepala Bidang Statistik Distribusi BPS Sumut mengatakan NTUP beragam subsektor pada bulan Desember 2021 mengalami penurunan sebesar 0,32 persen.
Hal ini karena terjadi perubahan pendapatan atau indeks terima (It) petani 0,49% lebih rendah dibandingkan perubahan indeks BPPBM (0,81%). Penurunan NTUP disebabkan oleh turunnya NTUP subsektor tanaman pangan sebesar 0,10 persen, yakni hortikultura turun 2,50 persen, subsektor tanaman perkebunan rakyat turun sebesar 0,48 persen.
"Sementara, NTUP dua subsektor lainnya mengalami kenaikan, yaitu NTUP subsektor peternakan sebesar 0,26 persen dan NTUP subsektor perikanan sebesar 0,88 persen," tegas Dinar Butar-butar.







Komentar Via Facebook :