https://www.elaeis.co

Berita / Sumatera /

Gara-gara Harga Sawit, Penerimaan PPN di Bengkulu Turun 3,2 Persen

Gara-gara Harga Sawit, Penerimaan PPN di Bengkulu Turun 3,2 Persen

Loading ramp sawit di pabrik CPO. foto: MC Bengkulu Utara


Bengkulu, elaeis.co - Penerimaan pajak pertambahan nilai (PPN) di Bengkulu pada triwulan pertama tahun 2023 terealisasi sebesar Rp 226,73 miliar. Angka tersebut menunjukkan penurunan sebesar 3,2 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya (yoy).

Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Bengkulu dan Lampung, Tri Bowo mengatakan, penurunan tersebut terjadi karena perubahan skema pembayaran dan tarif pajak, terutama dari wajib pajak (WP) Perkebunan Kelapa sawit.

Ia menjelaskan bahwa skema pembayaran PPN dipungut Perusahaan Kena Pajak (PKP) saat melakukan penjualan Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit dan tarif PPN yang dikenakan pada kelapa sawit adalah sebesar 1,1% dari harga jual.

"Karena adanya perubahan skema pembayaran dan tarif PPN pada kelapa sawit, alhasil penerimaannya menurun," kata Tri, Rabu (26/4).

Selain itu, katanya, menurunnya penerimaan PPN juga disebabkan oleh merosotnya harga komoditas kelapa sawit. "Ketika harga jual sawit turun, maka penerimaan PPN juga ikut menurun," ujarnya.

Tri memastikan bahwa pihaknya tetap akan terus melakukan pengawasan terhadap pemungutan pajak dari sektor sawit di Bengkulu. "Kami akan terus melakukan pendataan dan pendalaman terhadap WP perkebunan kelapa sawit untuk memastikan kepatuhan mereka dalam membayar pajak," tegasnya.

Sementara itu, Ketua Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) Bengkulu, Jakfar mengakui, bahwa para petani kelapa sawit saat ini juga mengalami kesulitan akibat harga jual TBS yang turun. Bahkan saat ini harga TBS kelapa sawit di sejumlah kabupaten di Bengkulu berkisar antara Rp 1.750 hingga Rp 1.950 per kilogram.

"Harga jual kelapa sawit memang melemah sehingga penghasilan petani juga menurun," ujarnya.

Pengamat ekonomi Bengkulu, Prof Dr Ahmad Badawi Saluy menilai bahwa penurunan penerimaan PPN di Bengkulu bukan hanya disebabkan oleh perubahan skema pembayaran dan tarif pajak saja, melainkan juga karena kondisi ekonomi yang tidak stabil.

"Bahkan menjelang Idulfitri lalu harga sawit terus menurun, itu karena kondisi ekonomi yang belum stabil," tutupnya.
 

BACA BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Komentar Via Facebook :