https://www.elaeis.co

Berita / Kalimantan /

Ekspor Sawit Kalteng Ngedrop di Februari 2024, Batu Bara Sebaliknya 

Ekspor Sawit Kalteng Ngedrop di Februari 2024, Batu Bara Sebaliknya 

Batu bara dikirim melalui jalur sungai. foto: Satpol PP Kalteng


Palangka Raya, elaeis.co - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, nilai ekspor Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) pada Februari 2024 mencapai USD 416,68 juta.

Statistisi Ahli Madya BPS Kalteng, Akhmad Tantowi mengatakan, nilai ini naik 6,16 persen dibandingkan ekspor Januari 2024 sebesar USD 392,50 juta. 

"Komoditas utama ekspor Kalteng selama Februari 2024 adalah batu bara pada kelompok bahan bakar mineral, minyak kelapa sawit pada kelompok lemak dan minyak hewani/nabati, dan bijih zirkonium pada kelompok bijih, kerak, dan abu logam," ungkapnya dalam keterangan resmi dikutip Sabtu (6/4). 

Dia merincikan, ekspor bahan bakar mineral pada Februari mencapai USD 347,12 juta atau 83,31 persen dari total ekspor Kalteng pada Februari 2024. 

"Kemudian minyak sawit pada kelompok lemak dan minyak nabati sebesar USD 41,05 juta atau mencapai 9,85 persen. Serta bijih, kerak dan abu logam sebesar USD 14,65 juta atau 3,52 persen," bebernya. 

Dibanding bulan sebelumnya, kata Akhmad, terjadi peningkatan dan penurunan nilai ekspor pada sejumlah kelompok komoditas.

"Peningkatan terbesar terjadi pada kelompok bahan bakar mineral sebesar USD 33,39 juta atau 10,64 persen. Sebaliknya, penurunan terbesar terjadi pada kelompok lemak dan minyak hewani/nabati sebesar USD 4,83 juta atau turun 10,53 persen," tambahnya. 

Lebih lanjut, Akhmad menerangkan, jika dilihat secara kumulatif, nilai kegiatan ekspor pada Januari-Februari 2024 turun sebanyak USD 192,02 juta atau 19,18 persen dibandingkan pada periode Januari-Februari 2023. Penurunan ini disebabkan oleh menurunnya nilai ekspor sejumlah kelompok barang. 

"Kelompok bahan bakar mineral mendominasi penurunan ini dengan penurunan senilai USD 167,26 juta atau 20,20 persen. Penurunan nilai ekspor juga terlihat pada kelompok lainnya seperti kelompok kayu dan bahan dari kayu dan kelompok karet dan bahan dari karet serta kelompok garam, belerang dan kapur," ujarnya.

"Sementara itu, kelompok lemak dan minyak nabati, kelompok bijih, kerak dan abu logam serta kelompok ampas, sisa industri makanan mengalami peningkatan pada periode tahun ini," tandasnya.
 

Komentar Via Facebook :